Minggu, 12 Maret 2017

Pentingnya Ilmu Bersanad

Pentingnya Ilmu Bersanad

            Nabi saw telah bersabda agar umat mengikuti sanad :
Artinya : “Dari Abdullah bin Mas’ud r.a,Rasulullah saw bersabda : sebaik-baik manusia adalah yang hidup dizamanku, kemudian orang-orang setelahnya, kemudian orang-orang setelahnya” (H.R Bukhari, no 2652, Muslim , no 6635).
            Rasulullah saw juga bersabda : “Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri (tanpa guru) dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan” (H.R Ahmad).
            Dari Ibnu ‘Abbas r.a, Rasulullah saw bersabda : “didalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal fikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya” (H.R ath-Thabrani).
            Al-Imam Ibnu al-Mubarak berkata : “sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya” (Diriwayatkan oleh imam Muslim dalam Muqaddimah kitab shahih-nya Juz 1, hal 47, no 32).
            Dari Ibnu ‘Abbas r.a, Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang berkata mengenai al-Qur’an tanpa ilmu maka ia menyediakan tempatnya sendiri didalam neraka” (H.R at-Tirmidzi).
            Imam Malik r.a berkata : “hendaklah seseorang penuntut ilmu itu hafalannya dari para Ulama’ bukan dari suhuf (lembaran)” (Lihat kitab al-Kifayah oleh al-Imam al-Khatib , hal 108).
            Imam Syafi’i mengatakan : “Tiada ilmu tanpa sanad”.
            Imam Syafi’i juga berkata : “barangsiapa yang bertafaqquh (coba memahami agama) melalui isi kandungan buku-buku, maka dia akan mensia-siakan hukum (kefahaman sebenar-benarnya)” (Lihat kitab Tazkirah as-Sami’ wal Mutakallim, hal 87).
            Berkata lagi al-Imam asy-Syafi’i r.a : “orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” ( Lihat kitab Faidhul Qadir Juz 1, hal 443).
            Imam at-Tsauri r.a : “penuntut ilmu tanpa sanad adalah bagaikan orang yang naik keatap rumah tanpa tangga”.
            Kemudian berkata lagi al-Imam at-Tsauri r.a : “ Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila engkau tidak mempunyai senjata dengan apakah engkau akan berperang?” Berkata pula al-Imam Ibnu al-Mubarak : “pelajar ilmu tag punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya, sungguh Allah telah memuliakan umat ini dengan sanad” (Lihat kitab Faidhul Qadir Juz 1, hal 443).
            Bahkan al-Imam Abu Yazid al-Bustami r.a : “Barangsiapa tidak memiliki susunan (sanad) dalam bimbingan agamanya, tidak diragukan lagi niscaya gurunya adalah syaithan”. (Lihat kitab Ruhul-Bayan Juz 5, hal 203).
            Asy-Syaikh Ibn Jama’ah berkata : “sebesar-besar musibah adalah dengan bergurukan shahifah (lembaran-lembaran buku) tanpa bimbingan guru” (Lihat kitab Muqaddimah Syarh al-Maqawif , Juz 1 , hal 90).
            Imam Badruddin ibn Jama’ah berkata : “hendaklah seseorang penuntut ilmu itu berusaha mendapatkan syaikh yang mana dia seorang yang menguasai ilmu-ilmu syar’i secara sempurna, yang mana ia melazimi para syaikh yang terpercaya dizamannya yang banyak mengkaji dan dia lama bersahabat dengan para ‘Ulama, bukan berguru dengan orang yang mengambil ilmu dari lembar-lembar kertas saja tanpa beruguru dengan Ulama’ “. (lihat kitab Tazkirah as-Sami wal Mutakallim, Juz 1 hal 38).
            Dari Anas bin Malik r.a berkata : “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan, oleh karena itu apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas (terbanyak)” (H.R Ibnu Majah no 3950, Abd bin Humaid dalam musnadnya 1220) dan ath-Thabrani no 2069)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar