KEUTAMAAN
BELAJAR (MENUNTUT ILMU). Ayat-ayat yang berhubungan dengan keutamaan
belajar, diantaranya ialah firman Allah Ta’ala : Artinya : “ mengapa
tidak ada sekelompok pun dari setiap golongan mereka itu yang berangkat
untuk mencari pengertian dalam ilmu keagamaan “ (Q.S at-Taubah 122).
Ada lagi firman-Nya yaitu : Artinya : “ Maka tanyalah
para ahli ilmu pengetahuan, apabila kamu semua tidak mengerti “ (Q.S
an-Nahl 43). Adapun Hadits –Hadits yang menerangkan mengenai
keutamaan ilmu ialah : Artinya : “ barangsiapa menempuh suatu jalan
untuk mencari satu ilmu, dengan sebab usahanya tersebut Allah akan
mempermudah baginya jalan ke surga “ (H.R Muslim). Beliau saw
bersabda pula : Artinya : “ niscayalah andaikata engkau berangkat
kemudian engkau belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka hal itu
adalah lebih baik dari pada kamu sembahyang 100 raka’at “ Abuddarda’
berkata : “ niscayalah andaikata saya belajar suatu masalah, maka hal
itu adalah lebih saya cintai dari pada sekali bangun shalat malam “.
Ia berkata pula : “ pengajar dan belajar itu bersekutu dalam memperoleh
kebaikan, sedangkan manusia-manusia selain kedua golongan itu semuanya
adalah kosong yang tiada kebaikannya sama sekali “. Imam asy-Syafi’i
r.a : “ Mencari ilmu lebih utama dari pada mengerjakan sunnah “.
Fatah al-Maushili berkata : “bukankah sesorang yang sakit itu apabila
sudah engggan makan dan minum dan enggan pula menelan obat, akhirnya
tentu mati. Kawan-kawannya menjawab : “ ya benar? Ia kemudian berkata
lagi : “ demikian pula hati, apabila enggan kepada hikmat dan ilmu
selama tiga hari, pasti ia mati pula “. Tepat sekali ucapan Fatah
al-Maushili , sebab makanan hati hikmat dan ilmu dan dengan kedua benda
itulah dia dapat hidup, sebagaimana halnya dengan tubuh. Makanan adalah
kebutuhan tubuh, jadi seseorang yang sunyi dari ilmu, maka hatinya dapat
dikatakan sakit dan kematiannya sudah dapat dipastikan. Tentu orangnya
itu sendiri tidak merasa dan tidak menginsafi hal demikian ini, sebab
kecintaannya kepada dunia dan kegiatannya untuk mencari harta dunia
itulah yang menyebabkan ia kehilangan perasaan semacam itu. Ibnu
Mas’ud berkata : hendaklah kamu semua berusaha mempelajari ilmu dengan
Ulama’ sebelum ilmu itu dlenyapkan Allah Ta’ala. Lenyapnya ilmu ialah
dengan matinya orang-orang yang memberikan atau yang mengajarkannya.
Seseorang itu tidaklah dilahirkan dan sudah menjadi pandai. Jadi ilmu
itu harus di usahakan dengan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar