Minggu, 12 Maret 2017

keutamaan menuntut ilmu

KEUTAMAAN BELAJAR (MENUNTUT ILMU).    Ayat-ayat yang berhubungan dengan keutamaan belajar, diantaranya ialah firman Allah Ta’ala :    Artinya : “ mengapa tidak ada sekelompok pun dari setiap golongan mereka itu yang berangkat untuk mencari pengertian dalam ilmu keagamaan “ (Q.S at-Taubah 122).    Ada lagi firman-Nya yaitu :     Artinya : “ Maka tanyalah para ahli ilmu pengetahuan, apabila kamu semua tidak mengerti “ (Q.S an-Nahl 43).    Adapun Hadits –Hadits yang menerangkan mengenai keutamaan ilmu ialah :    Artinya : “ barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari satu ilmu, dengan sebab usahanya tersebut Allah akan mempermudah  baginya jalan ke surga “ (H.R Muslim).    Beliau saw bersabda pula :    Artinya : “ niscayalah andaikata engkau berangkat kemudian engkau belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka hal itu adalah lebih baik dari pada kamu sembahyang 100 raka’at “     Abuddarda’ berkata : “ niscayalah andaikata saya belajar suatu masalah, maka hal itu adalah lebih saya cintai dari pada sekali bangun shalat malam “.    Ia berkata pula : “ pengajar dan belajar itu bersekutu dalam memperoleh kebaikan, sedangkan manusia-manusia selain kedua golongan itu semuanya adalah kosong yang tiada kebaikannya sama sekali “.     Imam asy-Syafi’i r.a : “ Mencari ilmu lebih utama dari pada mengerjakan sunnah “.    Fatah al-Maushili berkata : “bukankah sesorang yang sakit itu apabila sudah engggan makan dan minum dan enggan pula menelan obat, akhirnya tentu mati. Kawan-kawannya menjawab : “ ya benar? Ia kemudian berkata lagi : “ demikian pula hati, apabila enggan kepada hikmat dan ilmu selama tiga hari, pasti ia mati pula “.    Tepat sekali ucapan Fatah al-Maushili , sebab makanan hati hikmat dan ilmu dan dengan kedua benda itulah dia dapat hidup, sebagaimana halnya dengan tubuh. Makanan adalah kebutuhan tubuh, jadi seseorang yang sunyi dari ilmu, maka hatinya dapat dikatakan sakit dan kematiannya sudah dapat dipastikan. Tentu orangnya itu sendiri tidak merasa dan tidak menginsafi hal demikian ini, sebab kecintaannya kepada dunia dan kegiatannya untuk mencari harta dunia itulah yang menyebabkan ia kehilangan perasaan semacam itu.    Ibnu Mas’ud berkata : hendaklah kamu semua berusaha mempelajari ilmu dengan Ulama’ sebelum ilmu itu dlenyapkan Allah Ta’ala. Lenyapnya ilmu ialah dengan matinya orang-orang yang memberikan atau yang mengajarkannya. Seseorang itu tidaklah dilahirkan dan sudah menjadi pandai. Jadi ilmu itu harus di usahakan dengan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar