Selasa, 16 Mei 2017

Husnudhon Pada Guru Kunci Kesuksesan Murid

Husnudhon Pada Guru Kunci Kesuksesan Murid
_________________________________________________________
Setiap menjelang acara Lirboyo Bersholawat, Habib Syekh bin Abdul Qodir As-Segaf pasti menyempatkan diri sowan ke ndalem, dan bertatap muka dengan santri putri. Tak lupa pula beliau selalu menyampaikan petikan-petikan petuah untuk bekal para santri.
Dalam kunjungannya beliau berpesan kepada para santri untuk selalu berhusnudhon kepada guru. Sebab salah satu kunci kesuksesan dalam proses belajar adalah husnudhon.
_“Sebesar apa ilmu yang kita dapatkan, tergantung sebesar apa husnusdhon kita kepada guru. Kalau husnudhon kepada guru seratus persen, walaupun kadang tidak membaca kitab, memandang guru itu saja sudah dapat ilmu"_. Tutur Habib Syekh.
Masih tentang husnudhon, beliau berbagi pengalaman saat umroh beberapa waktu lalu. Saat itu beliau sempat bertemu dengan Al-Habib Abdullah Muhammad bin Abdul Qadir bin Ahmad di Jedah. “Al-Habib Muhammad mengatakan, ‘aku waktu belajar kepada ayah dan guru-guruku, disitu saya kebanyakan tidak mebaca kitab. Disitu saya di tes oleh guru-guru saya yang khusus, bagaimana husnudhon saya terhadap mereka. Sewaktu saya menyangka guru saya baik betul, seakan-akan saya mendapatkan ilmu tanpa membaca kitab’.” Kenang Habib Syekh.
Bahkan Habib Syekh juga menambahkan, kalau husnudhon kepada guru adalah salah satu faktor utama penentu keberhasilan murid, selain belajar. “Baca kitab, belajar itu penting, tapi lebih penting lagi kalau kita husnudhon penuh kepada orang yang mengajar. Kalau belajar saja, tidakhusnudhon tidak cepat masuk (ilmunya -Red). Masukpun, besok kalau sudah keluar dari pondok akan ngelek-elek (menjelek-jelekkan –Red) gurunya. Karena tidak ada husnusdhonkepada guru.” Tukas Habib Syekh.
Karena menurut beliau, sering sekali seorang murid menemukan guru yang kelihatannya memang ‘biasa-biasa’ saja. Namun sebetulnya, guru tersebut memiliki kelebihan yang sangat luar biasa. Beliau memberikan i’tibar pada pribadi Nabi Muhammad SAW yang memang sengaja menutupi kemuliaan dan ketinggian derajatnya dimata Allah SWT, dengan tetap mau bergaul kepada siapapun tanpa membatasi jarak.
“Ada guru-guru yang tidak memamerkan bahwa ‘saya ini memiliki kedudukan’. Kadang guru-guru tidak menunjukkan bahwa mereka memiliki sirr (rahasia –Red), kalau ditunjukkan, murid-murid tidak ada yang berani duduk dihadapannya. Seperti Rasul Muhammad SAW, manusia pilihan Allah SWT yang memiliki kedudukan yang amat sangat tinggi. Sampai istilahnya, kalau Allah SWT menampakkan aslinya Nabi Muhammad, tidak satupun makhluk berani memandang wajah Rasulullah, karena luar biasanya nur(beliau). Tapi oleh Allah SWT, makhluk ditutupi hingga dia bisa melihat nur itu. Akhirnya (para sahabat) bisa duduk, makan, dan menanyakan sesuatu kepada Nabi Muhammad.”
Terakhir, beliau berpesan, “Siapapun guru anda, anda harus husnudhon. Setiap guru akan bertanggung jawab kepada muridnya, dan setiap guru yang akan mengarahkan muridnya menuju surga. Karena guru-guru kita adalah guru yang keluar dari sumbernya (berguru kepada guru yang jelas sanadnya –Red).[]

sanad itu adalah pedang

Sanad Itu Pedang Para Pencari Ilmu
________________________________________________________
Sanad itu bagai pedang. Bagaimana orang berangkat perang tanpa membawa pedang? Dengan sanad, kita akan tahu siapa guru-guru kita. Guru adalah termasuk orang tua kita. Sangat buruk kalau kita tidak tahu siapa orang tua kita.
Orang Indonesia yang rajin mengumpulkan sanad keilmuan ada dua, yaitu Syekh Mahfudz at-Turmusi dan Syekh Yasin al-Fadani. sanad ilmu yang ada di Indonesia banyak sekali yang bersumber dari beliau-beliau ini. Sebelumnya, para ulama di Indonesia sangat susah mencari sanad ilmu. Ada yang rela pergi jauh, sampai ke tanah Arab untuk memperolehnya.
Yang diwariskan Nabi kepada kita bukanlah harta, tapi ilmu. Siapa yang mencari ilmu, mendapat ilmu, maka ia mendapatkan sesuatu yang berharga nilainya. Ilmu adalah warisan tidak ternilai yang diberikan oleh Rasulullah saw. Kenapa? Karena dengan ilmu, umat Islam akan terhindar dari fitnah-fitnah kebodohan. Kalau orang itu bodoh, akan banyak salahnya.
Dengan ilmu, para santri harus siap hijrah. Hijrah paling mudah adalah hijrah ke rumah mertua. Nggeh? Orang-orang sukses kebanyakan adalah mereka yang berani hijrah. Pindah ke tempat lain. Banyak pondok pesantren yang penerusnya adalah menantu-menantu. Lirboyo sendiri yang meneruskan perjuangan KH. Abdul Karim adalah menantu-menantunya [KH. Marzuqi Dahlan dan KH. Mahrus Aly].
[Di tempat hijrah nanti] Kalau ada hajat, perbanyaklah baca fatihah. Kalau punya hajat, punya anak nggak nurut, agar kerasan dan tidak kapok mondok, bacakan surat al-fatihah.
Teruslah belajar. Pilihan santri itu cuma dua, kalau tidak belajar ya mengajar. Harus betah untuk terus dalam keadaan-keadaan itu. Inilah maksud dari nggak kapok mondok. Di manapun berada, ilmu, belajar dan mengajar yang harus dinomorsatukan. Mondok itu jalur ke surga. Jangan disudahi. Mondok itu cobaannya macam-macam. Salah satunya istri. Anak bisa tidak mondok gara-gara si ibu tidak rela. Makanya,
“فعليكم بذات الدين”
Wajib bagi kalian untuk mencari istri yang faham agama.
Kerja silahkan, tapi jangan sampai mengganggu aktivitas mengajar kalian. Mengajar jangan sampai disudahi hanya gara-gara harta. Tapi ingat, jangan sampai ilmu dikomersialkan.][
Disampaikan KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus dalam ijazahan siswa kelas III Aliyah Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien tahun pelajaran 2016-2017 M.
*Sanad adalah ketersambungan ilmu antara guru dan murid. Dalam kajian pesantren, sanad sangat penting artinya. Sanad menunjukkan hubungan berantai antara guru (kiai) dan murid (santri). Dengan sanad, ilmu yang didapat sangat bisa dipertanggungjawabkan. Karena, terutama dalam tradisi pesantren, ilmu yang diperoleh santri adalah ilmu yang diperoleh dari gurunya, dari gurunya gurunya, dari mushannif (pengarang kitab), hingga sampai kepada Rasulullah saw.

Sabtu, 13 Mei 2017

Hukum Bisnis Paytren

# Tinjauan Hukum Bisnis Paytren #
Diskusi ilmiyah ahlusunnah Grup Facebook Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah (PISS-KTB) merumuskan Hukum Bisnis MLM Paytren Yusuf Mansur dengan kesimpulan akhir “Haram” ditinjau dari sisi Muamalahnya, berikut kajian selengkapnya:
Bismillahir rahmaanir raahiim.
Karena begitu banyak member yang mengajukan hal ini, dan melalui diskusi panjang dengan melibatkan pelaku bisnis tersebut dan dengan meminta dalil atau ibaroh pendukung ‘keHALALan’ bisnis tersebut, maka dari seluruh post pertanyaan terkait, mereka pelaku bisnis ini hanya menyodorkan LINK-LINK yang berisi cara kerja paytren dan nyaris tak ada yang mengulas, menampilkan, menguji dan diskusi untuk membahas dari segi ilmu fiqihnya sebagai bagian dari muamalah.
Memang disayangkan, sampai saat ini jalannya diskusi belum melibatkan/share pembahasan masalah dengan dewan syari’ah pusat bisnis PAYTREN. Dan bahkan SERTFIKAT KEHALALAN yang katanya dikeluarkan lembaga keagamaan MUI yang di gadang gadang dan di akui serta di publikasi oleh pelaku bisnis ini pada promonya, TIDAK KAMI TEMUI. Selanjutnya, setelah kami melakukan diskusi panjang, mengamati, memperhatikan serta menyimak semua informasi yang disuguhkan pelaku bisnis ini, kami berkesimpulan hukum bisnis ini ‘HARAM’ (sama halnya dengan hukum bisnis yang menggunakan sistem MLM lainnya yang diharamkan dalam Bahtsul Masail antar Pondok Pesantren di PP. MUS SARANG) sampai ada pelaku bisnis dan atau yang tergabung dalam dewan syari’ah bisnis ini yang mampu menampilkan ibaroh mu’tabaroh yang mampu menghilangkan semua illat atas ‘keharamannya’.
BERIKUT ALASAN DAN ILAT ATAS KEHARAMAN BISNIS PAYTREN :
1. Ada dua transaksi dalam satu akad saat mendaftar (jual beli+jualah) yang mana hal tersebut di larang.
2. Ada income pasif (pendapatan yang bukan dari amal kerja sendiri melainkan berasal dari/disebabkan rekruitmen dan transaksi dari orang lain/downline).
3. Berpotensi adanya dhoror (merugikan sebagian orang yang tidak dapat downline baru karna telah membayar, meskipun dapat aplikasi pembayaran tetapi penggunaannya harus nyaldo (menyimpan saldo) terlebih dahulu yang berarti harus punya modal, padahal jasa pembayaran lain yang notabene sama sama butuh modal semisal jadi agen/m-banking tidak perlu membayar, juga keuntungan transaksi pribadi relatif kecil di banding pendapatan dari bisnis MLM-nya yang dapat terus mengalir).
3. Adanya ketidakadilan dan ghoror (dimana bonus/casback tidak hanya sesuai transaksi usaha sendiri, melainkan juga tergantung jumlah, rekruitmen dan transaksi dari downline)
4. Dapat menyebabkan dholim berantai (karna sistem MLM yang bonusnya cukup menggiurkan jika memiliki downline, maka anggota akan berusaha merekrut anggota baru agar mendapatkan untung, begitu juga bawahannya dan seterusnya tiada habisnya padahal keuntungan yang terus mengalir itu berasal dari amal orang lain).
*)PERLU DICATAT, bukan transaksi aplikasinya yang HARAM, tapi yang HARAM adalah sistem muamalah cari downline-nya (MLM). Pengamatan kami, semua member bahkan petinggi bisnis ini dalam promonya hanya memamerkan kemudahan transaksi lewat aplikasinya, padahal keuntungan besar yang dapat terus mengalir itu karena sistem jaringan MLM-nya dan itu mayoritas yang diburu anggota.
BERIKUT PENJABARAN BESERTA DALIL MENGENAI KEHARAMAN-NYA :
PERTAMA, ada dua transaksi dalam satu akad saat mendaftar (jual beli+jualah) yang mana yang membeli akan dapat mengikuti MLM atau dengan kata lain membeli produk berlisensi dijadikan syarat jualah paytren, ini tentu terlarang karna menimbulkan ghoror dan ketidak-jelasan iwad dalam jual belinya.
Bonus dalam paytren tidak dapat di anggap hadiah, karena adanya bonus tersebut sudah ada dalam perjanjian saat pertama kali mendaftar (beli paytren berlisensi) secara otomatis dalam sistemnya, tidak ada ceritanya membeli paket mitra pebisnis tapi tidak dapat mengikuti MLM untuk dapat bonus dengan mencari downline-downline dahulu.
انوار البروق 3/261 (ﺍﻟﻔﺮﻕ ﺍﻟﺴﺎﺩﺱ ﻭﺍﻟﺨﻤﺴﻮﻥ ﻭﺍﻟﻤﺎﺋﺔ ﺑﻴﻦ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﻗﺎﻋﺪﺓ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻪ ﻣﻌﻪ ‏) ﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﻔﻘﻬﺎﺀ ﺟﻤﻌﻮﺍ ﺃﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺍﺟﺘﻤﺎﻋﻬﺎ ﻣﻊ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻓﻲ ﻗﻮﻟﻚ ﺟﺺ ﻣﺸﻨﻖ ﻓﺎﻟﺠﻴﻢ ﻟﻠﺠﻌﺎﻟﺔ ﻭﺍﻟﺼﺎﺩ ﻟﻠﺼﺮﻑ ﻭﺍﻟﻤﻴﻢ ﻟﻠﻤﺴﺎﻗﺎﺓ ﻭﺍﻟﺸﻴﻦ ﻟﻠﺸﺮﻛﺔ ﻭﺍﻟﻨﻮﻥ ﻟﻠﻨﻜﺎﺡ ﻭﺍﻟﻘﺎﻑ ﻟﻠﻘﺮﺍﺽ ﻭﺍﻟﺴﺮ ﻓﻲ ﺍﻟﻔﺮﻕ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺃﺳﺒﺎﺏ ﻻﺷﺘﻤﺎﻟﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺗﺤﺼﻴﻞ ﺣﻜﻤﺘﻬﺎ ﻓﻲ ﻣﺴﺒﺒﺎﺗﻬﺎ ﺑﻄﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻨﺎﺳﺒﺔ ﻭﺍﻟﺸﻲﺀ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﺑﺎﻻﻋﺘﺒﺎﺭ ﺍﻟﻮﺍﺣﺪ ﻻ ﻳﻨﺎﺳﺐ ﺍﻟﻤﺘﻀﺎﺩﻳﻦ ﻓﻜﻞ ﻋﻘﺪﻳﻦ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﺗﻀﺎﺩ ﻻ ﻳﺠﻤﻌﻬﻤﺎ ﻋﻘﺪ ﻭﺍﺣﺪ ﻓﻠﺬﻟﻚ ﺍﺧﺘﺼﺖ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﺟﺘﻤﺎﻋﻬﺎ ﻣﻊ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻛﺎﻹﺟﺎﺭﺓ ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﺠﻌﺎﻟﺔ ﻟﻠﺰﻭﻡ ﺍﻟﺠﻬﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﻋﻤﻞ ﺍﻟﺠﻌﺎﻟﺔ ﻭﺫﻟﻚ ﻳﻨﺎﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺍﻹﺟﺎﺯﺓ ﻣﺒﻨﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﻲ ﺍﻟﻐﺮﺭ ﻭﺍﻟﺠﻬﺎﻟﺔ ﻟﻪ ﻭﺫﻟﻚ ﻣﻮﻓﻖ ﻟﻠﺒﻴﻊ
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ 9/271 ﺣﻜﻢ ﺍﻟﺒﻴﻌﺘﻴﻦ ﻓﻲ ﺑﻴﻌﺔ : 4 – ﺍﻟﺒﻴﻌﺘﺎﻥ ﻓﻲ ﺑﻴﻌﺔ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺒﻴﻮﻉ ﺍﻟﻤﻨﻬﻲ ﻋﻨﻬﺎ ، ﻭﻗﺪ ﻭﺭﺩ ﺍﻟﻨﻬﻲ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻲ ﺛﻼﺙ ﺭﻭﺍﻳﺎﺕ – ﺍﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ – ﺍﻟﻨﻮﻉ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ : ﺃﻥ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﻋﻘﺪ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺑﻴﻌﺎ ﺁﺧﺮ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ : – ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻃﺮﻳﻘﺘﻴﻦ : ﺍﻷﻭﻟﻰ : ﺃﻥ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﻋﻘﺪ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺑﻴﻌﺎ ﺁﺧﺮ ﻭﻻ ﻳﺤﺪﺩ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺃﻭ ﺍﻟﺜﻤﻦ . ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﺼﺢ ﻣﻦ ﻭﺟﻬﻴﻦ . ﺍﻷﻭﻝ : ﺃﻧﻪ ﻣﻦ ” ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ ” ﺍﻟﻤﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ . ﻭﺍﻟﺜﺎﻧﻲ : ﺍﻟﺠﻬﺎﻟﺔ ، ﻭﻫﺬﺍ ﺑﺎﻹﺿﺎﻓﺔ ﺇﻟﻰ ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻴﻌﺘﻴﻦ ﻓﻲ ﺑﻴﻌﺔ ﻋﻨﺪ ﺍﻷﻛﺜﺮ . ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ : ﺃﻥ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﺑﻴﻌﺎ ﺁﺧﺮ ﻭﻳﺤﺪﺩ ﺍﻟﻤﺒﻴﻊ ﻭﺍﻟﺜﻤﻦ ، ﻛﺄﻥ ﻳﻘﻮﻝ : ﺑﻌﺘﻚ ﺩﺍﺭﻱ ﻫﺬﻩ ﺑﺄﻟﻒ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺗﺒﻴﻌﻨﻲ ﺩﺍﺭﻙ ﺑﺄﻟﻒ ﻭﺧﻤﺴﻤﺎﺋﺔ ، ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺗﺸﺘﺮﻱ ﻣﻨﻲ ﺩﺍﺭﻱ ﺍﻷﺧﺮﻯ ﺑﺄﻟﻒ ﻭﺧﻤﺴﻤﺎﺋﺔ . ﻭﻗﺪ ﺻﺮﺡ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﺑﺄﻥ ﻫﺬﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻴﻌﺘﻴﻦ ﻓﻲ ﺑﻴﻌﺔ ﺍﻟﻤﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ . ﻭﻫﻮ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﺃﻳﻀﺎ ﻣﻦ ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺒﻴﻊ ﻭﺍﻟﺸﺮﻁ ﺍﻟﻤﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺍﻟﻨﺒﻮﻳﺔ .
ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺬﺍﻫﺐ ﺍﻻﺭﺑﻌﺔ 2/228 ‏( ﻭﻋﺒﺎﺭﺗﻪ ‏) : ﺍﻟﺤﺎﻟﺔ ﺍﻟﺨﺎﻣﺴﺔ : ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺸﺮﻁ ﻣﻤﺎ ﻻﻳﻘﺘﻀﻴﻪ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻭﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻤﺼﻠﺤﺘﻪ ﻭﻟﻴﺲ ﺷﺮﻃﺎ ﻓﻰ ﺻﺤﺘﻪ ﺍﻭ ﻛﺎﻥ ﻟﻐﻮﺍ ، ﻭﺫﻟﻚ ﻫﻮ ﺍﻟﺸﺮﻁ ﺍﻟﻔﺎﺳﺪ ﺍﻟﺬﻯ ﻳﻀﺮ ﺑﺎﻟﻌﻘﺪ ، ﻛﻤﺎ ﺍﺫﺍ ﻗﺎﻝ ﻟﻪ ﺑﻌﺘﻚ ﺑﺴﺘﺎﻧﺎ ﻫﺬﺍ ﺑﺸﺮﻁ ﺍﻥ ﺗﺒﻴﻌﻨﻰ ﺩﺍﺭﻙ ، ﺍﻭ ﺗﻘﺮﺿﻨﻰ ﻛﺬﺍ ، ﺍﻭ ﺗﻌﻄﻴﻨﻰ ﻓﺎﺋﺪﺓ ﻣﺎﻟﻴﺔ . ﻭﺍﻧﻤﺎ ﻳﺒﻄﻞ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﺑﺸﺮﻁ ﺫﻟﻚ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﺮﻁ ﻓﻰ ﺻﻠﺐ ﺍﻟﻌﻘﺪ ، ﺃﻣﺎ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻠﻪ ﻭﻟﻮ ﻛﺘﺎﺑﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺼﺢ ﺇﻫـ
ﺣﺎﺷﻴﺔ ﺍﻟﺸﺮﻗﺎﻭﻱ 2/53 ‏( ﻭﻋﺒﺎﺭﺗﻪ ‏) : ‏( ﻭﺑﻴﻊ ﺑﺸﺮﻁ ‏) ﻛﺒﻴﻊ ﺑﺸﺮﻁ ﺑﻴﻊ ﺍﻭ ﻗﺮﺽ ﻟﻠﻨﻬﻲ ﻋﻨﻪ ﻓﻰ ﺧﺒﺮ ﺃﺑﻰ ﺩﺍﻭﺩ ﻭﻏﻴﺮﻩ ‏( ﻗﻮﻟﻪ ﻛﺒﻴﻊ ﺑﺸﺮﻁ ﺍﻟﺦ ‏) ﻛﺒﻌﺘﻚ ﺫﺍﺍﻟﻌﺒﺪ ﺑﺄﻟﻒ ﺑﺸﺮﻁ ﺃﻥ ﺗﺒﻴﻌﻨﻰ ﺩﺍﺭﻙ ﺑﻜﺬﺍ ، ﺍﻭ ﺗﻘﺮﺿﻨﻰ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﺭﺍﻫﻢ ، ﺛﻢ ﺍﻥ ﺃﻭﻗﻌﻮﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﺑﺄﻥ ﺑﺎﻋﻪ ﺍﻟﺪﺍﺭ ﺃﻭ ﺃﻗﺮﺿﻪ ﺍﻟﺪﺭﺍﻫﻢ ﻣﻊ ﻋﻠﻤﻬﻤﺎ ﺑﻔﺴﺎﺩ ﺍﻷﻭﻝ ﺻﺢ ﻭﺍﻻ ﻓﻼ ﻭﻣﺤﻞ ﻓﺴﺎﺩ ﺍﻷﻭﻝ ﺍﻥ ﻭﻗﻊ ﺍﻟﺸﺮﻁ ﻓﻰ ﺻﻠﺐ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻭﺍﻻ ﻓﻼ ﻳﻀﺮ ﺇﻫ
KEDUA, adanya upah yang tidak maklum dalam dongkraannya (berubah-ubah bergantung pada rekrut dan transaksi downline)
KETIGA, adanya income pasif, dimana terdapat sebagian pendapatan yang bukan karna usaha sendiri dalam jualahnya melainkan atas amal orang lain (bonus generasi dan cashback dari transaksi downline hingga generasi ke 10), jadi terdapat kecacatan dalam syarat rukun jualahnya. Meskipun upline melakukan pembinaan kepada downline-nya, hal tersebut belum mencukupi karna amalnya bukan SETIAP KALI mitra mendapat bonus/cashback.
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ 16/215 21 – ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴّﺔ ﻭﺍﻟﺸّﺎﻓﻌﻴّﺔ ﻭﺍﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ : ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻟﺼﺤّﺔ ﻋﻘﺪ ﺍﻟﺠﻌﺎﻟﺔ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺠﻌﻞ ﻣﺎﻻً ﻣﻌﻠﻮﻣﺎً ﺟﻨﺴﺎً ﻭﻗﺪﺭﺍ
ﺍﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ 3/123 ‏( ﻭﻋﺒﺎﺭﺗﻪ ‏) : ﻭﻫﻲ ﺑﺘﺜﻠﻴﺚ ﺍﻟﺠﻴﻢ ﺷﺮﻋﺎ ﺍﻟﺘﺰﺍﻡ ﻋﻮﺽ ﻣﻌﻠﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﻋﻤﻞ ﻣﻌﻴﻦ ﺍﻭ ﻣﺠﻬﻮﻝ ﻋﺴﺮ ﻋﻠﻤﻪ ﻭﺃﺭﻛﺎﻧﻬﺎ ﺍﺟﻤﺎﻻ ﺃﺭﺑﻌﺔ : ﺍﻟﺮﻛﻦ ﺍﻷﻭﻝ ﺍﻟﻌﺎﻗﺪ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﻤﻠﺘﺰﻡ ﻟﻠﻌﻮﺽ ﻭﻟﻮ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﺎﻟﻚ ﻭﺍﻟﻌﺎﻣﻞ – ﺍﻟﻰ ﺃﻥ ﻗﺎﻝ – ﺍﻟﺮﻛﻦ ﺍﻟﺜﺎﻧﻰ ﺍﻟﺼﻴﻐﺔ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻃﺮﻑ ﺍﻟﺠﺎﻋﻞ ﻻ ﺍﻟﻌﺎﻣﻞ – ﺍﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ – ﺍﻟﺮﻛﻦ ﺍﻟﺜﺎﻟﺚ ﺍﻟﺠﻌﻞ ﻭﺷﺮﻁ ﻓﻴﻪ ﻣﺎ ﺷﺮﻁ ﻓﻰ ﺍﻟﺜﻤﻦ ﻓﻤﺎ ﻻﻳﺼﺢ ﺛﻤﻨﺎ ﻟﻜﻮﻧﻪ ﻣﺠﻬﻮﻻ ﺍﻭ ﻧﺠﺴﺎ ﻻﻳﺼﺢ ﺟﻌﻠﻪ ﺟﻌﻼ ﻭﻳﺴﺘﺤﻖ ﺍﻟﻌﺎﻣﻞ ﺃﺟﺮﺓ ﺍﻟﻤﺜﻞ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺠﻬﻮﻝ ﻭﺍﻟﻨﺠﺲ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ
ﺍﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ 3/123 ﺭﺍﺑﻌﻬﺎ : ﺍﻟﻌﺎﻣﻞ ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻖ ﺍﻟﺠﻌﺎﻟﺔ ﺇﻻ ﺑﻌﺪ ﺗﻤﺎﻡ ﺍﻟﻌﻤﻞ – ﺍﻟﻰ ﺍﻥ ﻗﺎﻝ – ﺍﻟﺮﻛﻦ ﺍﻟﺮﺍﺑﻊ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﻭﺷﺮﻁ ﻓﻴﻪ ﻛﻠﻔﺔ ﻭﻋﺪﻡ ﺗﻌﻴﻨﻪ ﻓﻼ ﺟﻌﻞ ﻓﻴﻤﺎ ﻻﻛﻠﻔﺔ ﻓﻴﻪ
ﺍﻟﺒﺠﻴﺮﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺨﻄﻴﺐ 3/223 ﻭَﺷُﺮِﻁَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌَﻤَﻞِ ﻭَﻫُﻮَ ﺍﻟﺮُّﻛْﻦُ ﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ ﻛُﻠْﻔَﺔٌ ﻭَﻋَﺪَﻡُ ﺗَﻌَﻴُّﻨِﻪِ، ﻓَﻠَﺎ ﺟُﻌْﻞَ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻛُﻠْﻔَﺔَ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻴﻤَﺎ ﺗَﻌَﻴَّﻦَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
KEEMPAT, karna ada syarat rukun yang tidak terpenuhi di atas sehingga akad transaksinya fasid, maka HARAM mengikutinya.
ﻏﺎﻳﺔ ﺗﻠﺨﻴﺺ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ 22 ‏( ﻭﻋﺒﺎﺭﺗﻪ ‏) : ‏( ﻣﺴﺌﻠﺔ ‏) ﺗﻌﺎﻃﻰ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻟﻔﺎﺳﺪﺓ ﺣﺮﺍﻡ ﺍﺫﺍ ﻗﺼﺪ ﺑﻬﺎ ﺗﺤﻘﻴﻖ ﺣﻜﻢ ﺷﺮﻋﻲ ﻭﻳﺄﺛﻢ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﻳﻌﺰﺭ ﻻ ﻣﺎ ﺻﺪﺭ ﻋﻨﻪ ﺗﻼﻋﺒﺎ ﺍﻭ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﺗﺤﻘﻴﻖ ﺣﻜﻢ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﻣﻘﺘﻀﺎﻩ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﻫـ
ﺍﻷﺷﺒﺎﻩ ﻭﺍﻟﻨﻈﺎﺋﺮ 287 ‏( ﻭﻋﺒﺎﺭﺗﻪ ‏) : ﺍﻟﻘﺎﻋﺪﺓ ﺍﻟﺨﺎﻣﺴﺔ ﺗﻌﺎﻃﻰ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻟﻔﺎﺳﺪﺓ ﺣﺮﺍﻡ ﻛﻤﺎ ﻳﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ ﻓﻰ ﻋﺪﺓ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﺇﻫـ
KELIMA, selain kefasidan akadnya, sistem MLM nya juga dapat dapat merugikan dan menimbulkan ketidakadilan dan itu tidak diperbolehkan.
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ 29/180 ﺍﻷَْﺻْﻞ ﺗَﺤْﺮِﻳﻢُ ﺳَﺎﺋِﺮِ ﺃَﻧْﻮَﺍﻉِ ﺍﻟﻀَّﺮَﺭِ ﺇِﻻَّﺑِﺪَﻟِﻴﻞٍ ، ﻭَﺗَﺰْﺩَﺍﺩُ ﺣُﺮْﻣَﺘُﻪُ ﻛُﻠَّﻤَﺎ ﺯَﺍﺩَﺕْ ﺷِﺪَّﺗُﻪُ، ﻭَﻗَﺪْ ﺷَﻬِﺪَﺕْ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟﻨُّﺼُﻮﺹُ ﺍﻟﺸَّﺮْﻋِﻴَّﺔُ ﺍﻟْﻜَﺜِﻴﺮَﺓُ، ﻣِﻨْﻬَﺎ : ﻗَﻮْﻟﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ { : ﻻَ ﺗُﻀَﺎﺭَّ ﻭَﺍﻟِﺪَﺓٌ ﺑِﻮَﻟَﺪِﻫَﺎ ﻭَﻻَﻣَﻮْﻟُﻮﺩٌ ﻟَﻪُ ﺑِﻮَﻟَﺪِﻩِ } . ﻭﻗَﻮْﻟﻪ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : { ﻭَﻻَ ﺗُﻤْﺴِﻜُﻮﻫُﻦَّ ﺿِﺮَﺍﺭًﺍ ﻟِﺘَﻌْﺘَﺪُﻭﺍ } . ﻭَﻗَﺎﻝ ﺭَﺳُﻮﻝ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻻَﺿَﺮَﺭَ ﻭَﻻَ ﺿِﺮَﺍﺭَ ، ﻭَﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚُ ﻳَﺸْﻤَﻞ ﻛُﻞ ﺃَﻧْﻮَﺍﻉِ ﺍﻟﻀَّﺮَﺭِ ﻷَِﻥَّ ﺍﻟﻨَّﻜِﺮَﺓَ ﻓِﻲ ﺳِﻴَﺎﻕِ ﺍﻟﻨَّﻔْﻲِ ﺗَﻌُﻢ
ﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ﻓﻲ ﻣﺼﺎﻟﺢ ﺍﻷﻧﺎﻡ : ‏( 26/2 ‏) ﺍﻟْﻤِﺜَﺎﻝُ ﺍﻟﺮَّﺍﺑِﻊُ : ﺍﻟﻨَّﻬْﻲُ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊِ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻴْﻊِ ﺍﻟْﺄَﺥِ ﻣَﻊَ ﺗَﻮَﻓُّﺮِ ﺍﻟﺸَّﺮَﺍﺋِﻂِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﻛَﺎﻥِ، … ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟﻨَّﻬْﻲُ ﻣِﻦْ ﺟِﻬَﺔِ ﺍﻟْﻤَﻌْﻨَﻰ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺒَﻴْﻊِ، ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﻧَﻬْﻲٌ ﻋَﻦْ ﺍﻟْﺈِﺿْﺮَﺍﺭِ ﺍﻟْﻤُﻘْﺘَﺮِﻥِ ﺑِﺎﻟْﺒَﻴْﻊِ
ﺇﺣﻴﺎﺀ ﻋﻠﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ : ‏( 76/2 ‏) ﻓﻜﻞ ﻣﺎ ﻳﺴﺘﻀﺮ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻞ ﻓﻬﻮ ﻇﻠﻢ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﺪﻝ ﺑﺄﻥ ﻻ ﻳﻀﺮ ﺑﺄﺧﻴﻪ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ ، ﻭﺍﻟﻀﺎﺑﻂ ﺍﻟﻜﻠﻲ ﻓﻴﻪ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺤﺐ ﻷﺧﻴﻪ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻳﺤﺐ ﻟﻨﻔﺴﻪ ، ﻓﻜﻞ ﻣﺎ ﻋﻮﻣﻞ ﺑﻪ ﻭﺷﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺛﻘﻞ ﻋﻠﻰ ﻗﻠﺒﻪ ﻓﻴﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻌﺎﻣﻞ ﻏﻴﺮﻩ ﺑﻪ ﺑﻞ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﻮﻱ ﻋﻨﺪﻩ ﺩﺭﻫﻤﻪ ﻭﺩﺭﻫﻢ ﻏﻴﺮﻩ
Demikian uraian keharaman paytren khususnya mitra pebisnis. Untuk mitra pengguna meskipun tidak terikat jaringan bisnis MLM-nya, namun karna secara tidak langsung ikut menyokong eksistensi bisnis yang Haram, maka Haram pula hukum-nya.
Wallahu 'alam

RIYADHOH AMAL PEMBUKA PINTU PINTU RIZKY

*RIYADHOH AMAL PEMBUKA PINTU PINTU RIZKY dan Menjadi Calon Bendahara Alloh swt*
🌷 1. Letakkanlah sedikit makanan kucing dan semangkuk air di luar rumah untuk kucing2 yg datang..
....................................
🌷 2. Sisihkanlah sedikit dari hasil gaji atau upah jerih payahmu, untuk di sumbangkan kepada anak yatim & orang miskin.
....................................
🌷 3. Senantiasa sediakan uang kecil di dalam dompet untuk diberikan kepada yg memerlukan.
....................................
🌷4. Letakkanlah di rumahmu sebuah kotak. Setiap kali kita merasa melakukan dosa, masukkan uang kecil ke dalamnya. Genap 1 bulan, buka kotak itu & sedekahkan uang tersebut.
....................................
🌷5. Jika kamu hadir dalam acara keramaian (keluarga & kerabat atau sahabat), belilah 1 atau 2 kotak air mineral, niatkan untuk sedekah kepada orang2 yg memerlukannya (orang tua, sakit, kanak2 dan lain2).
....................................
🌷6. Jika kamu membeli barang dari pedagang2 kecil kemudian pedagang ingin mengembalikan uang kembalian, biarkan uang itu untuknya (sedekah atau hadiah), jangan pelit utk memberi & bersedekah
..................................
🌷7. Belilah mushaf (Al Quran) letakkan di salah satu masjid. Bayangkan berapa pahala yg akan kamu dapat dari setiap huruf bagi mereka yg membacanya.
..................................
🌷 8. Berikanlah perasaan gembira kepada setiap orang, khususnya kepada mereka2 yg sedang ditimpa musibah, dengan senyuman dan ucapan doamu yg tulus.
....................................
🌷 9. Berikanlah senyuman kepada orang yg kamu temui, berilah salam kepada orang yg duduk & berkatalah dengan ucapan yg baik karena semuanya adalah sedekah.
....................................
🌷 10. Jangan biarkan kamu tertidur, sebelum kamu mengampuni semua orang yg telah berbuat jahat kepadamu dari menghinamu, menyebarkan fitnah & menzalimimu.
....................................
🌷 11. Settingkan pada handphonemu, pengingat pada saat saat tertentu untuk anda membaca surah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas untuk dihadiahkan kepada kedua ibu-bapamu, baik yg masih hidup atau yg telah meninggal dunia...
....................................
🌷 12. Kirimkan pesan ini ke semua sahabat. Siapa tahu ada yg bersedia mengamalkan. Semoga kita pun akan diberi pahala karenanya.
*Selamat bersedekah.. cukupkan syarat menjadi calon bendahara Alloh swt...!!*
Semoga kita dilimpahi rezeki.kebaikan dan keberkahan..
Aamiin Allahumma Aamiin..
*_"Berbuat Baiklah sebagaimana Alloh telah berbuat baik padamu..dan janganlah kamu berbuat kerusakan, sesungguhnya Alloh tidak menyukai Orang yang berbuat kerusakan.."_*QS 28:77

Kamis, 16 Maret 2017

permasalahan hukum tahlilan dan pro dan kontranya

sekelumit permasalahan hukum tahlilan dan pro dan kontranya

Masyarakat muslim Indonesia adalah mayoritas penganut madzhab Imam Syafi’i atau biasa disebut sebagai Syafi’iyah (penganut Madzhab Syafi’i). Namun, sebagain lainnya ada yang tidak bermadzhab Syafi’i. Di Indonesia, Tahlilan banyak dilakukan oleh penganut Syafi’iyah walaupun yang lainnya pun ada juga yang melakukannya. Tentunya tahlilan bukan sekedar kegiatan yang tidak memiliki dasar dalam syariat Islam, bahkan kalau ditelusuri dan dikaji secara lebih mendalam secara satu persatu amalan-amalan yang ada dalam tahlilan maka tidak ada yang bertentangan dengan hukum Islam, sebaliknya semuanya merupakan amalah sunnah yang diamalkan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ulama seperti walisongo dalam menyebarkan Islam sangatlah bijaksana dan lihai sehingga Islam hadir di Indonesia dengan tanpa anarkis dan frontal, salah satu buahnya sekaligus kelihaian dari para ulama walisongo adalah diperkenalkannya kegiatan tahlilan dengan sangat bijaksana.Tahlilan, sebagian kaum Muslimin menyebutnya dengan “majelis tahlil”, “selamatan kematian”, “kenduri arwah” dan lain sebagainya. Apapun itu, pada dasarnya tahlilan adalah sebutan untuk sebuah kegiatan dzikir dan bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Yang mana didalamnya berisi kalimat-kalimat thayyibah, tahmid, takbir, tasybih hingga shalawat, do’a dan permohonan ampunan untuk orang yang meninggal dunia, pembacaan al-Qur’an untuk yang meninggal dunia dan yang lainnya. Semua ini merupakan amaliyah yang tidak ada yang bertentangan dengan syariat Islam bahkan merupakan amaliyah yang memang dianjurkan untuk memperbanyaknya.
Istilah tahlilan sendiri diambil dari mashdar dari fi’il madzi “Hallalla – Yuhallilu – Tahlilan”, yang bermakna membaca kalimat Laa Ilaaha Ilaallah. Dari sini kemudian kegiatan merahmati mayyit ini di namakan tahlilan karena kalimat thayyibah tersebut banyak dibaca didalamnya dan juga penamaan seperti ini sebagaimana penamaan shalat sunnah tasbih, dimana bacaan tasbih dalam shalat tersebut dibaca dengan jumlah yang banyak (300 kali), sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Namun, masing-masing tempat kadang memiliki sebutan tersendiri yang esensinya sebenarnya sama, sehingga ada yang menyebutnya sebagai “Majelis Tahlil”, “Selamatan Kematian”, “Yasinan” (karena dimulai dengan pembacaaan Yasiin), “Kenduri Arwah”, “Tahlil”, dan lain sebagainya.
Tahlilan sudah ada sejak dahulu, di Indonesia pun atau Nusantara pun tahlilan sudah ada jauh sebelum munculnya aliran yang kontra, yang mana tahlilan di Indonesia di prakarsai oleh para ulama seperti walisongo dan para da’i penyebar Islam lainnya. Tahlilan sebagai warisan walisongo terus di laksanakan oleh masyarakat muslim hingga masa kini bersamaan dengan sikap kontra segelintir kaum muslimin yang memang muncul di era-era dibelakangan. Dalam bahasan ini setidaknya ada beberapa hal pokok dalam tahlilan yang harus dipaparkan sebab kadang sering dipermasalah. Untuk mempermudah memahami masalah ini yakni amaliyah-amaliyah masyru’ yang terdapat dalam tahlilan (kenduri arwah) maka bisa di rincikan sebagai berikut :

I. DO’A UNTUK ORANG MATI
II. SHADAQAH UNTUK ORANG MATI
III. QIRA’ATUL QUR’AN UNTUK ORANG MATI


Majlis kenduri arwah lebih dikenali dengan berkumpul beramai-ramai dengan hidangan jamuan (makanan) di rumah si Mati. Kebiasaannya diadakan sama ada pada hari kematian, dihari kedua, ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus, setahun dan lebih dari itu bagi mereka yang fanatik kepada kepercayaan ini atau kepada si Mati. Malangnya mereka yang mengerjakan perbuatan ini tidak menyedari bahawa terdapat banyak fatwa-fatwa dari Imam Syafie rahimahullah dan para ulama besar dari kalangan yang bermazhab Syafie telah mengharamkan dan membid’ahkan perbuatan atau amalan yang menjadi tajuk perbincangan dalam tulisan ini.
Di dalam kitab ( اعان ة الط البین ) juz 2. hlm. 146, tercatat pengharaman Imam Syafie rahimahullah tentang perkara yang disebutkan di atas sebagaimana ketegasan beliau dalam fatwanya:
وَیَكْرَهُ اتِّخَاذُ الطَّعَامِ فِى الْیَوْمِ اْلاَوَّلِ وَالثَّالِث وَبَعْدَ اْلاُسْبُوْعِ وَنَقْلُ الطَّعَامِ اِلَى الْقُبُوْرِ

“Dan dilarang (ditegah/makruh) menyediakan makanan pada hari pertama kematian, hari ketiga dan seterusnnya sesudah seminggu. Dilarang juga membawa makanan ke kuburan”.
Imam Syafie dan jumhur ulama-ulama besar ( ائم ة العلم اء الش افع یة ) yang berpegang
kepada mazhab Syafie, dengan berlandaskan kepada hadis-hadis sahih, mereka memfatwakan bahawa yang sewajarnya menyediakan makanan untuk keluarga si Mati adalah jiran, kerabat si Mati atau orang yang datang menziarahi mayat, bukan keluarga (ahli si Mati) sebagaimana fatwa Imam Syafie:

وَاُحِبُّ لِجِیْرَانِ الْمَیِّتِ اَوْذِيْ قَرَابَتِھِ اَنْ یَعْمَلُوْا لاَھْلِ الْمَیِّتِ فِىْ یَوْمِ یَمُوْتُ وَلَیْلَتِھِ طَعَامًا مَا
یُشْبِعُھُمْ وَاِنَّ ذَلِكَ سُنَّةٌ.
“Aku suka kalau jiran si Mati atau saudara mara si Mati menyediakan makanan untuk keluarga si Mati pada hari kematian dan malamnya sehingga mengenyangkan mereka. Sesungguhnya itulah amalan yang sunnah”.
Fatwa Imam Syafie di atas ini adalah berdasarkan hadis sahih:
قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنِ جَعْفَرَ : لَمَّا جَاءَ نَعْيُ جَعْفَرِ حِیْنَ قُتِلَ قَ الَ النَّبِ ي صَ لَّى اللهُ عَلَیْ ھِ وَسَ لَّمَ :
اِصْنَعُوْا لآلِ جَعْفَرِ طَعَامًا فَقَدْ اَتَاھُمْ مَایُشْغِلُھُمْ . (حسنھ الترمزى وصححھ الحاكم)
“Abdullah bin Ja’far berkata: Ketika tersebar tentang berita terbunuhnya Ja’far, Nabi sallallahu ‘alaihi wa-sallam bersabda: Hendaklah kamu menyediakan makanan untuk keluarga Ja’far, mereka telah ditimpa keadaan yang menyebukkan (kesusahan)”. [1]
Menurut fatwa Imam Syafie, adalah haram mengadakan kenduri arwah dengan menikmati hidangan di rumah si Mati, terutama jika si Mati termasuk keluarga yang miskin, menanggung beban hutang, meninggalkan anak-anak yatim yang masih kecil dan waris si
Mati mempunyai tanggungan perbelanjaan yang besar dan ramai. Tentunya tidak dipertikaikan bahawa makan harta anak-anak yatim hukumnya haram. Telah dinyatakan
juga di dalam kitab ( اعانة الطالبین ) jld. 2. hlm. 146:
وَقَالَ اَیْضًأ : وَیَكْ رَهُ الضِّ یَافَةُ مِ نَ الطَّعَ امِ مِ نْ اَھْ لِ الْمَیِّ تِ لاَنَّ ھُ شَ رَعَ فِ ى السُّ رُوْرِ وَھِ يَ
بِدْعَةٌ
“Imam Syafie berkata lagi: Dibenci bertetamu dengan persiapan makanan yang disediakan oleh ahli si Mati kerana ia adalah sesuatu yang keji dan ia adalah bid’ah”.
Seterusnya di dalam kitab ( اعان ة الط البین ) juz. 2. hlm. 146 – 147, Imam Syafie rahimahullah berfatwa lagi:

وِمِنَ الْبِدَعِ الْمُنْكَرَةِ الْمَكْرُوْهِ فَعْلُھُ مَا یَفْعَلُ النَّاسُ مِنَ الْوَحْشَةِ وَالْجَمْعِ وَاْلاَرْبِعِیْنَ بَ لْ كَ لُّ
ذَلِكَ حَرَامٌ
1 H/R Asy-Syafie (I/317), Abu Dawud, Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad I/205. Dihasankan oleh at-Turmizi dan di sahihkan oleh al-Hakim.
“Dan antara bid’ah yang mungkar ialah kebiasaan orang yang melahirkan rasa kesedihannya sambil berkumpul beramai-ramai melalui upacara (kenduri arwah) dihari keempat puluh (empat pulu harinya) pada hal semuanya ini adalah haram”.
Ini bermakna mengadakan kenduri arwah (termasuk tahlilan dan yasinan beramairamai) dihari pertama kematian, dihari ketiga, dihari ketujuh, dihari keempat puluh, dihari keseratus, setelah setahun kematian dan dihari-hari seterusnya sebagaimana yang diamalkan oleh masyarakat Islam sekarang adalah perbuatan haram dan bid’ah menurut fatwa Imam Syafie. Oleh itu, mereka yang mendakwa bermazhab Syafie sewajarnya menghentikan perbuatan yang haram dan bid’ah ini sebagai mematuhi wasiat imam yang agung ini.
Seterusnya terdapat dalam kitab yang sama a ( اعانة الط البین ) juz 2. hlm. 145-146, Mufti
yang bermazhab Syafie al-Allamah Ahmad Zaini bin Dahlan rahimahullah menukil fatwa
Imam Syafie yang menghukum bid’ah dan mengharamkan kenduri arwah:

وَلاَ شَكَّ اَنَّ مَنْعَ النَّاسِ مِنْ ھَذِهِ الْبِدْعَةِ الْمُنْكَ رَةِ فِیْ ھِ اِحْیَ اءٌ لِلسُّ نَّة وَاِمَاتَ ةٌ لِلْبِدْعَ ةِ وَفَ تْحٌ
لِكَثِیْرٍ مِنْ اَبْوَابِ الْخَیْرِ وَغَلْقٌ لِكَثِیْرٍ مِنْ اَبْ وَابِ الشَّ رِّ ، فَ اِنَّ النَّ اسَ یَتَكَلَّفُ وْن تَكَلُّفً ا كَثِیْ رًا
یُؤَدِّيْ اِلَى اَنْ یَكُوْنَ ذَلِكَ الصُّنْعُ مُحَرَّمًا .
“Dan tidak boleh diragukan lagi bahawa melarang (mencegah) manusia dari perbuatan bid’ah yang mungkar demi untuk menghidupkan sunnah dan mematikan (menghapuskan) bid’ah, membuka banyak pintu-pintu kebaikan dan menutup pintu pintu keburukan dan (kalau dibiarkan bid’ah berterusan) orang-orang (awam) akan
terdedah (kepada kejahatan) sehingga memaksa diri mereka melakukan perkara yang haram”.
Kenduri arwah atau lebih dikenali dewasa ini sebagai majlis tahlilan, selamatan atau yasinan, ia dilakukan juga di perkuburan terutama dihari khaul ( خ ول ). Amalan ini termasuk perbuatan yang amat dibenci, ditegah, diharamkan dan dibid’ahkan oleh Imam Syafie rahimahullah sebagaimana yang telah ditegaskan oleh beliau:
مَا یَفْعَلُھُ النَّاسُ مِنَ اْلاِجْتَمَاعِ عِنْدَ اَھْلِ الْمَیِّتِ وَصُنْعِ الطَّعَامِ مِنَ الْبِدَعِ الْمُنْكَرَةِ

“Apa yang diamalkan oleh manusia dengan berkumpul dirumah keluarga si mati dan menyediakan makanan adalah termasuk perbuatan bid’ah yang mungkar”.[2]
Di dalam kitab fikh ( حاش یة القلی وبي ) juz. 1 hlm. 353 atau di kitab ( – قلی وبى – عمی رة
حاش یتان ) juz. 1 hlm. 414 dapat dinukil ketegasan Imam ar-Ramli rahimahullah yang mana beliau berkata:
2 Lihat: اعانة الطالبین juz 2 hlm. 145.

قَالَ شَیْخُنَا الرَّمْلِى : وَمِنَ الْبِدَعِ الْمُنْكَرَةِ الْمَكْرُوْهِ فِعْلُھَا كَمَا فِى الرَّوْضَةِ مَا یَفْعَلُھُ النَّاسُ
مِمَّا یُسَمَّى الْكِفَارَةَ وَمِنْ صُنْعِ طَعَامِ للاِجْتَمَاعِ عَلَیْھِ قَبْلَ الْمَوْتِ اَوْبَعِ دَهُ وَمِ ن ال ذَّبْحِ عَلَ ى
الْقُبُوْرِ ، بَلْ كُلُّ ذَلِكَ حَرَامٌ اِنْ كَانَ مِ نْ مَ الٍ مَحْجُ وْرٍ وَلَ وْ مِ نَ التَّركَ ةِ ، اَوْ مِ نْ مَ الِ مَیِّ تٍ
عَلَیْھِ دَیْنٌ وَتَرَتَّبَ عَلَیْھِ ضَرَرٌ اَوْ نَحْوُ ذَلِكَ.
“Telah berkata Syeikh kita ar-Ramli: Antara perbuatan bid’ah yang mungkar jika dikerjakan ialah sebagaimana yang dijelaskan di dalam kitab “Ar-Raudah” iaitu mengerjakan amalan yang disebut “kaffarah” secara menghidangkan makanan agar dapat berkumpul di rumah si Mati sama sebelum atau sesudah kematian, termasuklah (bid’ah yang mungkar) penyembelihan untuk si Mati, malah yang demikian itu semuanya haram terutama jika sekiranya dari harta yang masih dipersengketakan walau sudah ditinggalkan oleh si Mati atau harta yang masih dalam hutang (belum dilunas) atau seumpamanya”.
Di dalam kitab ( الفقھ على المذاھب الاربعة ) jld.1 hlm. 539, ada dijelaskan bahawa:

وَمِنَ الْبِدَعِ الْمَكْرُوْھَ ةِ مَ ا یَفْعَ لُ الآن مِ نْ ذَبْ حِ ال ذَّبَائِحَ عِنْ دَ خُ رُوْجِ الْمَیِّ ت اَوْ عِنْ دَ الْقَبْ رِ
وَاِعْدَادِ الطَّعَامِ مِمَّنْ یَجْتَمِعُ لِتَّعْزِیَةِ .
“Termasuk bid’ah yang dibenci ialah apa yang menjadi amalan orang sekarang, iaitu menyembelih beberapa sembelihan ketika si Mati telah keluar dari rumah (telah dikebumikan). Ada yang melakukan sehingga kekuburan atau menyediakan makanan kepada sesiapa yang datang berkumpul untuk takziyah”.
Kenduri arwah pada hakikatnya lebih merupakan tradisi dan kepercayaan untuk mengirim pahala bacaan fatihah atau menghadiahkan pahala melalui pembacaan al-Quran terutamanya surah yasin, zikir dan berdoa beramai-ramai yang ditujukan kepada arwah si
Mati. Mungkin persoalan ini dianggap isu yang remeh, perkara furu’, masalah cabang atau
ranting oleh sebahagian masyarakat awam dan dilebih-lebihkan oleh kalangan mubtadi’ مبت دع ) ) “pembuat atau aktivis bid’ah” sehingga amalan ini tidak mahu dipersoalkam oleh
pengamalnya tentang haram dan tegahannya dari Imam Syafie rahimahullah dan para ulama yang bermazhab Syafie.
Pada hakikatnya, amalan mengirim atau menghadiahkan pahala bacaan seperti yang dinyatakan di atas adalah persoalan besar yang melibatkan akidah dan ibadah. Wajib diketahui oleh setiap orang yang beriman bahawa masalah akidah dan ibadah tidak boleh
dilakukan secara suka-suka (tanpa ada hujjah atau dalil dari Kitab Allah dan Sunnah RasulNya), tidak boleh berpandukan pada anggapan yang disangka baik lantaran ramainya
masyarakat yang melakukannya, kerana Allah Subhanahu wa-Ta’ala telah memberi amaran
yang tegas kepada mereka yang suka bertaqlid (meniru) perbuatan orang ramai yang tidak
ada dalil atau suruhannya dari syara sebagaimana firmanNya:

وَاِنْ تُطِ ع اَكْثَ رَ مَ ن فِ ى اْلاَرْضِ یُضِ لُّوْكَ عَ ن سَ بِیْلِ اللهِ اِنْ یَّتَّبِعُ وْن اِلاَّ الظَّ نَّ وَاِنْ ھُ مْ اِلاَّ
یَخْرُصُوْنَ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan (majoriti) orang-orang yang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkan diri kamu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanya mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS. Al-An’am, 6:116)
Begitu juga sesuatu amalan yang disangkakan ibadah sama ada yang dianggap wajib atau sunnah, maka ia tidak boleh ditentukan oleh akal atau hawa nafsu, antara amalan tersebut
ialah amalan kenduri arwah (tahlilan atau yasinan) maka lantaran ramainya orang yang mengamalkan dan adanya unsur-unsur agama dalam amalan tersebut seperti bacaan al- Quran, zikir, doa dan sebagainya, maka kerananya dengan mudah diangkat dan dikategorikan sebagai ibadah. Sedangkan kita hanya dihalalkan mengikut dan mengamalkan apa yang benar-benar telah disyariatkan oleh al-Quran dan as-Sunnah jika ia dianggap sebagai ibadah sebagaimana firman Allah Azza wa-Jalla:
ثُمَّ جَعَلْنَ اك عَلَ ى شَ رِیْعَةٍ مِ نَ اْلاَمْ رِ فَاتَّبِعْھَ ا وَلاَ تَتَّبِ عْ اَھْ وَاء الَّ ذِیْنَ لاَ یَعْلَمُ وْنَ . اَنَّھُ مْ لَ نْ
یُّغْنُوْا عَنْكَ مِنَ اللهِ شَیْئًا
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan yang wajib ditaati) dalam urusan (agamamu) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (orang jahil). Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak diri kamu sedikitpun dari siksaan Allah”. (QS. Al-Jatsiyah, 45:18-19)
Setiap amalan yang dianggap ibadah jika hanya berpandukan kepada andaian mengikut perkiraan akal fikiran, perasaan, keinginan hawa nafsu atau ramainya orang yang melakukan tanpa dirujuk terlebih dahulu kepada al-Quran, as-Sunnah dan athar yang sahih untuk dinilai sama ada haram atau halal, sunnah atau bid’ah, maka perbuatan tersebutadalah suatu kesalahan (haram dan bid’ah) menurut syara sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat di atas dan difatwakan oleh Imam Syafie rahimahullah. Memandangkan polemik dan persoalan kenduri arwah kerapkali ditimbulkan dan ditanyakan kepada penulis, maka ia perlu ditangani dan diselesaikan secara syarii (menurut hukum dari al-Quran dan as-Sunnah) serta fatwa para ulama Ahli Sunnah wal-Jamaah dari kalangan Salaf as-Soleh yang muktabar.
Dalam membincangkan isu ini pula, maka penulis tumpukan kepada kalangan para ulama
dari mazhab Syafie kerana ramai mereka yang bermazhab Syafie menyangka bahawa amalan kenduri arwah, tahlilan, yasinan atau amalan mengirim pahala adalah diajarkan oleh Imam Syafie dan para ulama yang berpegang dengan mazhab Syafie.
Insya-Allah, mudah-mudahan tulisan ini bukan sahaja dapat menjawab pertanyaan bagi mereka yang bertanya, malah akan sampai kepada mereka yang mempersoalkan isu ini, termasuklah mereka yang masih tersalah anggap tentang hukum sebenar kenduri arwah (tahlilan atau yasinan) menurut Ahli Sunnah wal-Jamaah.Wallahu a'lam

larangan Memamerkan kecantikan

wahai saudariku muslimah, berhias merupakan hal yang fitrah bagi wanita. Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya dia berkata, “Lima hal yang termasuk fitrah : memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan khitan.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Meskipun berhias merupakan hal yang fitrah bagi wanita, namun bukan berarti Syari’at Islam selalu membenarkan apa yang dilakukan wanita dalam berhias, tetapi syari’at Islam juga mengatur wanita muslimah dalam berhias agar terhindar, terjauh, serta terjaga dari tabarruj dan perbuatan zina. Semoga tulisan yang sederhana ini mampu memberikan sedikit gambaran tentang tabarruj. Wallahul Musta‘an!
Dalam Islam ada larangan bagi wanita untuk melakukan tabarruj (menampakkan perhiasannya). Hukum tabarruj berbeda dengan hukum menutup aurat dan hukum mengenakan kerudung atau jilbab. Walaupun seorang wanita telah menutup aurat dan berbusana secara syar’i, namun tidak menutup kemungkinan ia melakukan tabarruj.
Adapun larangan tabarruj telah ditetapkan Allah SWT dalam surat al-Nur ayat 60. Allah SWT berfirman:

“Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.”(An-Nuur:60).

Jika wanita tua saja dilarang untuk tabarruj, lebih-lebih lagi wanita yang belum tua dan masih mempunyai keinginan untuk menikah.

Imam Ibnu Mandzur, dalam lisan al-Arab menyatakan: “Wa al-tabarruj : idzhaar al-mar’ah ziinatahaa wa mahaasinahaa li al-rijal (tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan anggota tubuh untuk menaruh perhiasan kepada laki-laki nonmahram) atau  Menurut bahasa, tabarruj adalah berhias dengan memperlihatkan kecantikan wajah dan menampakkan bagian tubuh.
HUKUM TABARRUJ DAN BAHAYANYA.
Menurut kaidah ilmu ushul fikih, bahwasanya sighat larangan yang termaktub dalam Surat al-Ahzab : 33 menunjukkan pengertian pengharaman ﺍﻠﻨﻬﻲﻠﻟﺘﺤﺮﻴﻢ ) ), maka tabarruj dihukumi haram dan setiap muslimah diwajibkan untuk menjauhi apapun alasannya. Karena dengan bertabarruj secara otomatis seorang muslimah telah bertasyabbuh seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.
Tabarruj sungguh berbahaya. Karena tabarruj merupakan ciri kebodohan. Rangkaian dosa yang berkepanjangan akan selalu tercipta seketika akibat seorang wanita bertabarruj.Walaupun memakai jilbab tapi jnglah tabarruj ( niat untk memamerkan kecantikan_a ), blm tntu orng yg mlht itu brfikiran yg baik, kdang d sbagian wnita dy berfoto pkai jilbab tp niat-a mmamerkan kecantikan-a, jdikanlah kcantikan itu yg mndtngkan pahala, jgn jdikan kecantikan itu mndtngkan dosa, murka dan adzab Allah. ada beberapa syarat Hijan ( jilbab ). Hijab itu harus menutupi seluruh badan kecuali wajah dan dua telapak tangan, yang dikenakan ketika memberikan kesaksian maupun shalat. Kedua. Hijab itu bukan dimaksudkan sebagai hiasan bagi dirinya, sehingga tidak diperbolehkan memakai kain yang berwarna mencolok, atau kain yang penuh gambar dan hiasan. Ketiga. Hijab itu harus lapang dan tidak sempit sehingga tidak menggambarkan postur tubuhnya. Keempat. Hijab itu tidak memperlihatkan sedikitpun kaki wanita (lihat poin e). Kelima. Hijab yang dikenakan itu tidak sobek sehingga tidak menampakkan bagian tubuh atau perhiasan wanita dan jga tidak boleh menyerupai pakaian laki-laki.

SIKAP WANITA MUSLIMAH TERHADAP TABARRUJ.
Saudariku, jauhilah tabarruj sampai ujung usiamu! Teladanilah sunnah Ummahatul Mukminin yang senantiasa dalam rahmat Allah dalam keseharianmu terutama dalam masalah berhias! Yakni sesuai dengan hadits yang termaktub di muka. Selain daripada itu, ada cara berhias bagi para muslimah yang tidak menyelisihi al-Qur’an dan as-Sunnah, antara lain :
a)      Wajib berhijab sesuai aturan Syari‘at Islam serta memakai pakaian yang longgar dan menutup seluruh tubuh dari kepala hingga kaki kecuali yang diperbolehkan nampak atasnya, yakni wajah dan kedua telapak tangan.
b)      Dilarang mencukur dan menyambung rambut.
c)      Memulai segala sesuatu yang baik dengan sebelah kanan.
d)      Dilarang membuat tato dan merengganggkan gigi(memakai bekhel).e)      Dimakruhkan bagi wanita menampakkan perhiasan yang dipakainya.f) )      Dilarang memakai wewangian yang tercium aromanya oleh orang lain.
KESIMPULAN
Wahai saudariku muslimah, sekali lagi, tabarruj itu HARAM hukumnya dan setiap muslimah WAJIB untuk menjauhinya apapun alasannya! Hendaknya setiap muslimah membenci tabarruj dengan segala kebencian pada perbuatan tersebut!
Jikalau masih tetap ada segolongan muslimah yang ‘ngeyel’ dan menolak hukum ini serta bersikeras ingin tetap bertabarruj, maka tidak megapa ia berhias asalkan khusus ditujukan kepada suaminya!!! Bagi kamu para muslimah yang belum berjodoh, maka bersabarlah dengan doa dan berpakaian dengan rapi dan indah menurut aturan Syari‘at! Karena jodoh itu ada di Tangan al-Khalik! Tapi jika kau tetap bersikukuh dengan tabarruj jahiliyahmu, maka tunggulah adzab Allah atas dirimu di dunia dan akhirat!
Ketahuilah wahai para muslimah! Hiasilah dirimu dengan amalan-amalan Ahlu Sunnah tuntunan Umahatul Muslimin yang akan mengarahkan serta memudahkanmu menuju Surga-Nya. Kunuu muslimatan mutafaa’ulatan wa muthii‘atan bikhuluqin hasanatin! Wallahu a’lam bish-shawab.

Mengenal Ulama Indonesia yg nma-a tercatat dngn tinta emas

Mengenal Ulama Indonesia yg nma-a tercatat dngn tinta emas ( Syaikh Muhammad Nuruddin Marbu' Al banjari al makkiy ).

Al Fadhil Syaikh Muhammad Nuruddin Bin Haji Marbu Bin Abdullah Thayyib dilahirkan pada 1 September 1960 M di sebuah desa bernama Harus, Amuntai ,Banjar Masin Kalimantan Selatan Indonesia.Beliau merupakan anak ke tiga dari tujuh beradik,dari keluarga yang taat beragama.
Persekolahan
Beliau mendapat pendidikan awal disekolah rendah Harus.Pada tahun 1974 beliau belajar di pondok pesantren Normal Islam.Tanpa menamatkan pengajiannya di pesantren,beliau sekeluarga telah berhijrah ke Tanah Suci Mekah Al Mukarramah.
Bermula pada tahun 1974 sehingga 1982 beliau menghabiskan pengajiannya di madrasah Shaulathiah.Antara guruiguru beliau di sana adlah al Allamah Al Jalil Assayyid Amos rahimahullah,Syaikh Abdullah Said Al Lahji rahimahullah,Syaikh Ismail Osman Zaien Al Yamani rahimahullah,Syaikh Muhammad Iwadh Al Yamani rahimahullah,Syaikh Abdul Karim Al Bukhari dan ramai lagi.
Beliau sering menghadiri kelas formal dan tidak formal seperti di Masjidil Haram dan di rumah rumah masyaikh(guru) beliau.Pada tahun 1982 beliau mendapat keputusan cemerlang (mumtaz) di Madrasah Shaulathiah.Sebelum naik ke kelas ‘Aliyah beliau sempat mencurahkan ilmu kepada pelajar-pelajar dari Indonesia.Antara kitab yang diajarkan adalah kitab Qatrunnada,Kitab Fathul Muien,Kitab Umdatussalik,,Kitab bidayatul Hidayah,dan lain-lain.
Pada tahun 1983 beliau melanjutkan pengajian ke Universiti Al Azhar dalam jurusan syariah,Kaherah sehingga mendapat Sarjana Muda.Kemudian beliau meneruskan lagi pengajian ke Ma'had 'Ali Liddirasat al Islamiah di Zamalik sehingga memperolehi diploma `Am “Dirasat Ulya”pada tahun 1990.

Guru-Guru Beliau
Semasa di Makkah beliau sering menemani guru beliau Syaikh Ismail Osman Zen al Yamani menghadiri program-program agama ,menziarahi maqam Baginda Nabi Muhammad s.a.w.Beliau meluangkan masa dengan berkhidmat untuk guru beliau,dengan cara itulah beliau dapat mendekati para ulama.Sebutkan sahaja ulama di makkah ketika itu,kebanyakkanya beliau telah berguru dengannya.Antara masyaikh beliau di sana adalah Syeikh Al-Allamah Hasan Masshath yang digelar syeiku-ul-ulama' rahimahullah, Syeikh Al-Allamah Mohd. Yasin Al-Fadani rahimahullah yang mendapat julukan Syeikhul Hadits Wa Musnidud Dunya, Syeikh Ismail Usman Zien rahimahullah yang digelar Alfaqih Ad-Darrakah (guru beliau ini menghafal kitab Minhajut Tholibin), Syeikh Abd. Karim Banjar hafizohullah, Syeikh Suhaili Al-Anfenani, As-Sayyed Mohd. Alwi Al-Maliki, Syeikh Said Al-Bakistani dan masih ramai lagi
Segala kitabyang dipelajari bersambung sanadnya kepada pengarang.
Berikut diantara nama guru beliau yang dapat disenaraikan .
• Syiekh Al Alamah Hasan Masyat
Seorang ulama besar yang menulis banyak kitab untuk dunia pengajian islam seperti kitab
Is`af Ahli Iman , Is`af Ahli Islam . AL Nasoih Diniah . Inarah Al Dhaji . Tahafut Al Sunnah dan lain lagi .
Berliau sering bersama sama dengan Al Alamah Syiekh Ismail Usman Zaien dan meninggal dunia pada hari raya fitrah pada tahun 1399 hijrah
• Syiekh Al Alamah Muhammad Yassin AL Fadani .
Seorang Syiekh Hadis dan bergelar sebagai Musnid Dunya . Pengarang pada banyak kitab Syaikh Nurudiin mengambil banyak riwayat dan ijazah kebanyakan dari penulisannya dan riwayat hadis musalsalnya .
Antara Ijazah hadis yg diambil darinya seprti Aqad Farid fi Jauhar Al Asanid . Iklam Al Dhani wal Qosi bima Ala min Asanid Al Fadani . dan selainnya yg mendapat ijazah secara umum dalam ilmu riwayah dan juga dirayah hadis .
Meninggal dunia pada malam jumaat 28 Zulqaidah 1410 dan dikuburkan di perkuburan Ma`la Mekah .
• Syiekh Ismail Osman Zaien AL Yamani Al Makkiyi .
Seorang yang faqih keilmuannya . mempunyai jiwa yang besar dan tidak pernah lokek masa untuk bersama sama dengan anak muridnya .
Antara orang yang bertanggungjawab mewarnai corak pemikiran Syaikh Nuruddin . dan mengambl banyak ilmu darinya dalam pembacaan kitab kitab baik dari segi sudut Nakliah atau Aqliah . sering bersama sama dengannya dalam banyak waktu dan sering berhubung dengannya sehingga diakhir hayatnya .
Syaikh Nuruddin terlalu akrab dengan Syiekh Osman Zain terkadang beliau membawanya ke madinah diatas alasan pengajian agama disana atau semata2 untuk menziarahi Rasullah s.a.w . Pada kebiasaannya mereka berdua akan pergi ke madinah pada pagi hari khamis selepas solat subuh berjemaah di Masjidil Haram . dan akan pulang kembali keMekah selepas solat jumaat pada keesokan harinya .
Meninggal dunia pada 20 Zul hijjah 1414 selepas solat subuh diMasjidil Haram dan dikuburkan di ma`la mekah .
• Syiekh Abdullah bin Syaid Al Lahji .
Dikenali kefaqihannya dalam agama . dan dikasihi oleh sekian anak muridnya .Beliau meninggal dunia selepas pulang dari mengajar disek Sultiah sebagai guru pada tahun 1408 .
Dari pada beliau Syaikh Nuruddin mengambil . Tafsir Ibnu Kathir . Sohih Muslim . Sunan Abi Daud . Al Manhaj . Buluq Marom . Matan Abi Sujak . Al Idoh . Qawaid Asasiah . Qawaid Fikqiah dan banyak lagi.
• Syiekh Muhammad Iwad Al Yamani .
Seorg yg dikenali kepakarannya dalam ilmu fiqh dan meninggal ketika dlm keadaan sujud didalam solat .
Syaikh Nuruddin mempelajari dari beliau Tarikh Adab Arabi . Sohih Bukhari . Amdul Ahkam . Muataq imam Malik . Miskat dan lain2 lg .
• Syiekh Muhammad Zakaria Bila Indonisia .
Oarang Indonisia kelahiran mekah bermazhab syafie dan meninggal selepas beberapa bulan Syiekh Al Fadani meninggal .
Daripadanya Syaikh Nuruddin mengambil Rawai’e Bayan . Fathu Mujib fi sarah Al Hitob . Halal wal Haram oleh Qardawi .
• Syiekh Muhammad Sabli .
Salah seorang ulama dari Bahrin danSyaikh Nuruddin mempelajari dari beliau Matan Arjumiah . Matan Bina` . Al Kailani . Syarah Muhtasir Jiddan . Syarah Tahrir
• Syiekh Abdul Karim Banjar .
Seorang ulamak indonisia yang mempunyai kelompok pengajian yang besar di mekah dikalangan oaring orang Indonisia . Malaysia dan Patani di Masjidil Haram . sehingga sekarang .Beliau masih lagi mengajar di dan membuat kelompok pengjian disana .
Antara ilmu yg diambil darinya ialah Riyadul Solihin . Penawar Hati . Jauhar Muqauwan iaitu kitab balaqah .
• Syiekh Adnan Al fani Al Indonisi .
Salah seorang guru di sekolah Sultaniah dan membaca padanya kitab Jami Jawamik fi usul . Syamail Muhammadiah . Mabadi Ilmu Falak . Syarah Syansuri ala matan Ruhba` dan lain2 lg .
• Syiekh AbdulKarim al Bukhari
Salah seorang ulama Bukhara yang berpindah ke Mekah dan mengambil darinya Sunan Imam Turmuzi .
• Syiekh SaifulRahman .
Salah seorang guru di sekolah Sultaniah dan mengambil darinya Sunan Nasaie . Al tahafut Al Sunnah dan seliannya
• Syiekh Suhaili Al fanani .
Mengambil darinya Ikhlas Kalam dlm faraid . Ilmu hisab wal muhandasah .
• Syiekh Syaid Al Bakistani . mengambil darinya Ilmu Mantik dan Saraf .
Dan ramai lagi Ulama dan guru guru yang diambil secara langsung atau tidak dalam pengjian mereka yg dipenuhi dengan nasihat nasihat. dorongan dan banyak lagi
Berikut adalah antara guru beliau ketika berada di Ardul Kinanah Bum Anbia’ Mesir .
• Syiekh Alim Al Alamah Husnain Muhammad Mahluk .
Bekas mufti mesir
• Syiekh Al Alamah Muhammad Zakaria al Kandahlawi .
Seorg pakar hadis dan meninggal di Madinah Al Muanawwarah
• Syiekh Muntasir Al Kantani Al Magribi .
Pengajian tafsir dan hadis
• Syiekh Habib Abdil Qadir Al Saqab
• Syiekh Abdullah bin Hamid .
• Syiekh Mutawalla Syakrawi .
Ulamak mesir yang tidak boleh dipertikaikan kewibawaannya .
• Imam Akbar Jaddul Hak
Bekas syaikh azhar yg terkenal ketegasanya guru Tarikh Fiqh Islami .
• Syiekh Muhammad Thaib Al Najar .
• Syiekh Rubbani Muhammad Abdul Wahid .
• Syiekh Abu Hasan Nadawi . seorang pendakwah terkemuka di Mesir .
• Syiekh Atiah Saqar . mahir dalam ilmu fekah dan salah saorg ahli majlis buuth islami
• Syiekh Al Alamah Jad Ar Rabb . guru asbah nazair nya di uni Al Azhar
• Syiekh Al Alamah Husin Al Syiekh ." Syarah ah mahli ala Manhaj "
• Syiekh Al Alamah Syaed Muhammad Alwi Al Maliki .
• Syiekh Muhammad Ghazali . seorang pendakwah yang digeruni dan tegas di dunia pengjian islam
• Ustaz Doktor Ahmad Umar Hasyim . bekas reaktor Al Azhar dan guru ulum hadisnya
• Ustaz Doktor Abdul Sobor Syahin . guru tarikh qurannya .
• Ustaz Doktor Fatah Syiekh . bekas reaktor Al Azhar dan guru fikq ibadat nya
• Ustaz Doktor Rayan . Pensyarah Al Azhar .
• Ustaz Doktor Abdullah Syatah . Pensyarah Al Azhar .
• Ustaz Doktor Muhammad Salim . Pensyarah Al Azhar .
• Ustaz Doktor Nasr Farid . Pensyarah Al Azhar .
• Ustaz Doktor Abdul Rasyad Saqar . Imam dan Khatib Mesjid Sollehuddin
Dan ramai lagi yang tidak disenaraikan


Kitab yang dibacakan di hadapan gurunya
Berikut adalah antara kitab-kitab yang dibacakan dihadapan gurunya .
Dalam fekh :
Muhtasar safinah Al Naja` . Matan Qabah wal Takrib . Amdah Salik wal Nasik . Manhaj Al Tolibin . Syarah tahrir . Syarah Mahli Ali al Manhaj . Syarah Abi Qassim . Tahafut Al Muhtaj . Al Majmuk . Nihayah Mihtaj . Asni Al Mutalib . Fatahul Wahab dan selainnya .
Dalam Manasik Haji :
Matan Al Idoh . Fatah Al Mujib fi sarah manasik Al Hatib .
Dalam faraid . Khulsah Al Kalam . Matan Al Rahbiah wa syarah li syaba mardini . Syarah Syansuri .
Dalam Tafsir dan Ulumnya :
Tafsir Jalalain . Tafsir Ibnu Kathir . Rawaik Bayan . Manzumah Al Zamzani maa syarahuha . Al Itqan .
Dalam Aqidah :
Al Haridah wal syarah . Fathul Majid li Nawawi Al Jawi . Aqidah Islam li Hadad . Qawaid Al Aqidah li Ghazali .
Dalam Hadis :
Matan Arbain Al Nawawi . Buluq Maram . Amdul Ahkam . Riyadatul Solihin . Al Azkar . Sohih Bukhari . Sohih Muslim . Sunan Abi daud . Sunan Thurmuzi . Sunan Nisaie . Sunan Abi Majah . Miskat . Mautok Malik . Muhtasar al bukhari li abi Jamrah . Syamail Muhammadiah lil Turmuzi . Kasaf Al Qamah . Awail Sanbaliah . Musalsalah fadaniah dan lain .
Dalam Mustalah Hadis .
Matan Baiquniah dan sarahnya oleh syiekh Husin Masyat . Rafie Al Astar Syarah Tolah Al Anwar . Tadrib al Rawi li shayuti . Muqadimah Abi Solah dan lainnya .
Dalam Tasauf dan Ahlak :
Bidayah Hidayah , Manhaj Abidin . Ahyak Ulummudin . Mauizah Mukmin . Al Hakim . Risalah Muauwanah . Risalah Qusairi . Al Hadiqah Al Aniqah . Tanwir Al Qulub . Lawaqih anwar .
Dalam Qawaid wal Usul .
Idoh Qawaid Fiqkiah . Madhal ila ilmu Usul . Syarah Waraqat . S yarah Jamie Wal jawamik .
Dalam Nahu dan syaraf :
Matan Arjumiah . Syraah Muhasar Jiddan . Tahafut Sanniah . Al Mutammah . Qatar Nadi . Syarah Ibnu Aqil . Syrah Al Syamuni . Qawaid Al Asasiah . Isaf tolab syarh Nizam Qawaid Al Arab . Matan Bina` . Al Kailani . Al Maksud .
Dalam Balaqah dan Mantik :
Al balaqah Al Wadih . Al Jawhar Al Maknun . Matan Isaquji .
Mendapat gelaran Azharus thani
Setelah menamatkan pengajian beliau di Universiti Al Azhar,beliau mencurahkan ilmunya kepada pelajar dari Malaysia,Indonesia,Thailand,Singapura yang menuntut di Universiti Al Azhar sehingga mendapat gelaran Azharus thani(Al Azhar ke dua).Kelas pengajian yang dinamakan "Majlis Al-Banjari Littafaqquh Fiddin" semenjak tahun 1987 hingga 1998 buat pertama kalinya di rumah pelajar Johor dan rumah pelajar Pulau Pinang, di dewan rumah Kedah dan di dewan rumah Kelantan dan juga di masjid Jamiek al Path di Madinah Nasr.
Penulisan Karya Ilmiah
Disamping beliau mengajar beliau sempat mengarang beberapa buah kitab dalam bahasa Arab.Beliau melibatkan diri dalam bidang penulisan serta mentahqiq kitab kitab muktabar tidak kurang dari 50 buah kitab sejak tahun 1991.
Antara kitab karangan beliau:
الإحاطة بأهم مسائل الحيض والنفاس والاستحاضة
• تساؤلات و شبهات و أباطيل حول معجزات الإسراء و المعراج والرد عليها
• المختار من نوادر العرب وطرائفهم
• أداب المصافحة
• من هو المهدى المنتظر ؟
• المجال الإقتصادى فى الإسلام
• بيان مفتى جمهورية مصر العربية حول فوائد البنوك فى ميزان أهل العلم
• سفر المرأة أحكامه وأدابه
• الدرر البهية فى إيضاح القواعد الفقهية
• معلومات تهمك
• أسماء الكتب الفقهية لسادينا الأئمة الشافعية
• أحكام العدة فى الإ سلام
• أراء العلماء حول قضية نقل الأعضاء
• أدلة تحريم نقل الأعضاء الأدمية
• الأمر بالمعروف و النهى عن المنكر فى الكتاب والسنة
• محمد نورالدين مربو البنجرى المكى والأحاديث المسلسلة
• العبر ببعض معجزات خير البشر صلى الله عليه وسلم
• مكتبتك الخاصة
Berikut adalah antara kitab kitab yang telah di tahkik dan ditakliknya
• رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة
• قرة العين بفتاوى الشيخ إسماعيل عثمان زين
• رفع الأستار عن دماء الحج والاعتمار
• شروط الحج عن الغير
• الحسن البصرى
• إقامة الحجة على أن الإكثار فى التعبد ليس ببدعة
• خصوصيات الرسول صلى الله عليه وسلم
• بستان العارفين
• السلام فضله وادابه واحكامه
• الكوكب الأغرافى بيان أحكام النظر

• الردة ( أسبابها وأحكامها )
<p>المكاييل والموازين والمسافات ( بيانها زمفدارها )•</p><p>حول قوله صلى الله عليه وسلم ( لا تحقرن من المعروف شيئا )•</p>تهذيب مشكاة المصابيح .
• توفق البارى لإمام النواوى
Sejumlah besar aritikel soal jawab dalam bahasa melayu dan indonisia . Kaset-kaset dan cd-cd mp3 , vcd ceramah dari daurah kitabnya , risalah-risalah dalam satu2 isu semasa yang dimana segala keuntungan penjualan kaset dan vcd dan risalah ini tidak diambil oleh beliau hanya dikalangan anak-anak muridnya sahaja .
IRSYADAT AL FADHIL
"Jangan tersilau dengan gelar PHD atau MA dan sebagainya. Penubuhan Al Maahadul 'All Littafaqquh Fiddin ini untuk mendapat redha Allah dan membawa misi dan visi Nasratu Dinillah Taala dan adda *watu ilallah Menuntut ilmu untuk menolong agama Allah, bukan untuk sijil, syahadah atau untuk dunia serta pangkat".
"Terlalu murah kalau dengan ilmu hanya untuk mendapat gaji lumayan. Kalau belajar hanya untuk duit akan terhenti dengan duit, dapat duit tinggal ilmu."
"Tanggungjawab kita lah terhadap ilmu di tanahair khususnya dan seluruh dunia umumya".
Siapkan diri untuk berkorban demi ilmu, agama. Ilmu untuk agama dan akhirat".
Bekerjalah untuk Islam, jangan biarkan musuh Islam mengukut tanah umat Islam dikeranakan ulama kita tidur sedang kita asyik bertengkar sesama sendiri.
Jadilah 'abidan lillah (hamba kepada Allah jangan 'abidan HI makhluk (hamba kepada makhluk). Menuntut ilmu harus ikhlas baru beberkat.
Berakhlaklah dengan guru yang kita mengaji dengannya. Mohon restu guru, dekati dan dampingi mereka merupakan kunci dan rahsia keberhasilan.
Hormatilah kitab-kitab, susun dengan baik dan terhormat, jangan letak sesuatu di atas kitab, membawa kitab jangan seperti menenteng ikan sahaja, dakapkan ke dada.
Akhlak juga harus besar sebagaimana besarnya kitab-kitab yang kita pelajari dan beramallah, jangan sampai belajar di kelas Tafaqquh tapi tak berminat untuk beramal.
Saya bukan seperti kebanyakan guru silat yang menyimpan langkah-langkah atau jurus-jurus maut yang mematikan dari diketahui murid-murid.
Sumber: Dari Anak murid Syaikh Nuruddin Marbu Al Banjari : Scene-r, Abu Zaki Al-Hidayati, 2001M Dan ansarusj 2006 dan daripada Abu Nabil Bandar Sri Putra , Kajang

hukum bernyanyi d dlm masjid.

Assalamualaikum wbrbnyk pda saat ini para muballigh kita bnyk yg tdk mnyadari hukum ini, yaitu hukum bernyanyi d dlm masjid. bhkan ada muballigh yg tahu hukumnya tp tidak mngamalkannya. dengan asyik nya para muballigh2 Qt ktika mnyampaikan tausyiahnay sambil bersenandung atau bernyanyi. Naudzubillah,,,,,,bnyk skrng para muballigh kita bkn muballigh yg bersikap wara'mreka mnyampaikan tntng ajaran islam tp mreka sendiri tdk mngindahkan ajaran islam it sendiri.ni pmbahasan mngenai hkum bernyanyi d dlm masjid.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang bernyanyi dan berjual beli di Masjid. ( HR. Tirmidzi dan Nasa'i ).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah pernah bersabda : "Siapapun mendengar seseorang bernyanyi-nyanyi tiada menentu di Masjid maka katakan kepadanya, 'Sesungguhnya Masjid itu bukan tempat untuk bernyanyi.' ( HR. Muslim dan Abu Dawud ).


Imam As Suyuthi Rahimahullah menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan yang tidak boleh ada di dalam masjid:
“Di antaranya adalah menari, menyanyi di dalam masjid, memukul duf (rebana) atau rebab (sejenis alat musik), atau selain itu dari jenis alat-alat musik. Maka, barang siapa yang melakukan itu di masjid maka dia mubtadi’ (pelaku bid’ah), sesat, patut baginya diusir dan dipukul, karena dia meremehkan perintah Allah untuk memuliakan masjid. Allah Ta’ala berfirman: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya.” Yaitu dibacakan kitabNya di dalamnya. Rumah-rumah Allah adalah masjid-masjid, dan Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk memuliakannya, menjaganya dari kotoran, najis, anak-anak, ingus (ludah), bawang putih, bawang merah, nasyid-nasyid dan sya’ir di dalamnya, nyanyian dan tarian, dan barang siapa yang bernyanyi di dalamnya atau menari maka dia adalah pelaku bid’ah, sesat dan menyesatkan, dan berhak diberikan hukuman.” (Imam Jalaluddin As Suyuthi, Al Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtida’, Hal. 30. Mawqi’ Ruh Al Islam).
Imam Al-Hafizh Ibnu Ash-Shalaah, imam terkenal penulis kitab Muqaddimah ‘Ulumil Hadits (wafat tahun 643 H); beliau ditanya tentang orang-orang yang menghalalkan nyanyian....... Dan mereka menganggapnya sebagai perkara halal dan qurbah (perkara yang mendekatkan diri kepada Allah), bahkan (katanya sebagai) ibadah yang paling utama. Maka beliau menjawab, “Mereka telah berdusta atas nama Allah Ta’ala. Dengan pendapat tersebut, mereka telah mengiringi orang-orang kebatinan yang menyimpang. Mereka juga menyelisihi ijma’. Barangsiapa yang menyelisihi ijma’, (ia) terkena ancaman firman Allah,
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia keadalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 115). (Fatawa Ibnu ash-Shalah, 300-301. Dinukil dari kitab Tahrim Alat ath-Tharb, hal. 169).


Allahu subhanahu wata'ala a'lamSemoga kita bisa mngambil i'tibar dri apa yg kita baca.Islam itu mmng mudah, tp bukan brarti kita memudah2an agama.^_^

Minggu, 12 Maret 2017

hukum bernyanyi d dlm masjid

Assalamualaikum wbrbnyk pda saat ini para muballigh kita bnyk yg tdk mnyadari hukum ini, yaitu hukum bernyanyi d dlm masjid. bhkan ada muballigh yg tahu hukumnya tp tidak mngamalkannya. dengan asyik nya para muballigh2 Qt ktika mnyampaikan tausyiahnay sambil bersenandung atau bernyanyi. Naudzubillah,,,,,,bnyk skrng para muballigh kita bkn muballigh yg bersikap wara'mreka mnyampaikan tntng ajaran islam tp mreka sendiri tdk mngindahkan ajaran islam it sendiri.ni pmbahasan mngenai hkum bernyanyi d dlm masjid.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang bernyanyi dan berjual beli di Masjid. ( HR. Tirmidzi dan Nasa'i ).
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah pernah bersabda : "Siapapun mendengar seseorang bernyanyi-nyanyi tiada menentu di Masjid maka katakan kepadanya, 'Sesungguhnya Masjid itu bukan tempat untuk bernyanyi.' ( HR. Muslim dan Abu Dawud ).


Imam As Suyuthi Rahimahullah menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan yang tidak boleh ada di dalam masjid:
“Di antaranya adalah menari, menyanyi di dalam masjid, memukul duf (rebana) atau rebab (sejenis alat musik), atau selain itu dari jenis alat-alat musik. Maka, barang siapa yang melakukan itu di masjid maka dia mubtadi’ (pelaku bid’ah), sesat, patut baginya diusir dan dipukul, karena dia meremehkan perintah Allah untuk memuliakan masjid. Allah Ta’ala berfirman: Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya.” Yaitu dibacakan kitabNya di dalamnya. Rumah-rumah Allah adalah masjid-masjid, dan Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk memuliakannya, menjaganya dari kotoran, najis, anak-anak, ingus (ludah), bawang putih, bawang merah, nasyid-nasyid dan sya’ir di dalamnya, nyanyian dan tarian, dan barang siapa yang bernyanyi di dalamnya atau menari maka dia adalah pelaku bid’ah, sesat dan menyesatkan, dan berhak diberikan hukuman.” (Imam Jalaluddin As Suyuthi, Al Amru bil Ittiba’ wan Nahyu ‘anil Ibtida’, Hal. 30. Mawqi’ Ruh Al Islam).
Imam Al-Hafizh Ibnu Ash-Shalaah, imam terkenal penulis kitab Muqaddimah ‘Ulumil Hadits (wafat tahun 643 H); beliau ditanya tentang orang-orang yang menghalalkan nyanyian....... Dan mereka menganggapnya sebagai perkara halal dan qurbah (perkara yang mendekatkan diri kepada Allah), bahkan (katanya sebagai) ibadah yang paling utama. Maka beliau menjawab, “Mereka telah berdusta atas nama Allah Ta’ala. Dengan pendapat tersebut, mereka telah mengiringi orang-orang kebatinan yang menyimpang. Mereka juga menyelisihi ijma’. Barangsiapa yang menyelisihi ijma’, (ia) terkena ancaman firman Allah,
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَاتَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَاتَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَآءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia keadalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. An-Nisa: 115). (Fatawa Ibnu ash-Shalah, 300-301. Dinukil dari kitab Tahrim Alat ath-Tharb, hal. 169).


Allahu subhanahu wata'ala a'lamSemoga kita bisa mngambil i'tibar dri apa yg kita baca.Islam itu mmng mudah, tp bukan brarti kita memudah2an agama.^_^

Asuransi,Hukum dan Permasalahannya

Asuransi,Hukum dan Permasalahannya

ASURANSI, HUKUM, DAN PERMASALAHANNYA

Sehubungan dengan arus modernisasi dan perubahan sosial yang berkembang saat ini, tampaknya berimbas tidak hanya pada pola perilaku manusia dengan alam kehidupannya sehari-hari, tetapi juga berpengaruh terhadap pengalaman hukum Islam. Hal ini disebabkan karena dinamika kehidupan sosial terus berkembang, sedangkan nash-nash hukum Islam terbatas dan sudah terputus dengan wafatnya Baginda Rasulullah saw. Akibatnya umat Islam terbagi dalam dua golongan yang saling kontradiktif. Satu pihak akan lebih leluasa berbuat, karena ketiadaan nash itu dengan dalih persoalan baru tidak ada nashnya. Sedangkan pihak lain berpendapat, meskipun persoalan baru tersebut tidak secara tersurat ditunjukkan hukumnya oleh nash,tetapi berusaha untuk mencari posisi persoalan tersebut dalam hukum-hukum Islam melalui Ijtihad.
Mayoritas Ulama’ menggunakan ijtihad sebagai solusi dalam menyelesaikan hukum masalah yang tidak ada nashnya. Hal ini dapat dilihat dari pengakuan mereka terhadap produk hukum Ijtihad sebagai hukum yang bernuansa agama sebagaimana yang ditunjukkan oleh nash.
Salah satu persoalan hukum yang tidak ada nashnya secara tersurat adalah Asuransi. Oleh sebab itu masalah asuransi dapat digolongkan sebagai masalah Ijtihadiyah. Berhubung karena masalah asuransi ini sangat luas dan banyak bahasannya, maka dalam tulisan ini hanya dibatasi pembahasan tentang pengertian asuransi dan hukumnya.

A.     Pengertian Asuransi
Menurut bahasa, asuransi adalah pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran, apabila terjadi sesuatu menimpa dirinya atau barang miliknya).
Dalam bahasa Arab, Asuransi disebut Ta’min, penanggung disebut Mu’ammin dan tertanggung disebut Mu’amman lahu atau Musta’min.
Menurut istilah, asuransi adalah jaminan atau pertanggungan yang diberikan oleh penanggung kepada yang ditanggung untuk resiko kerugian sebagaimana yang diterapkan dalam polis (surat perjanjian) bila terjadi kebakaran, kecurian, kerusakan, kematian, atau kecelakaan lainnya dengan tanggungan membayar premi sebanyak yang ditentukan kepada penanggung tiap bulan.
Dalam pasal 246 KHUD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) diebutkan, bahwa asuransi adalah suatu perjanjian , dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberi penggantian kepadanya karena  suatu kerugian,kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak terduga.
Jadi pasal 246 tersebut mengatakan bahwa asuransi itu sebagai suatu perjanjian dimana penanggung dengan menikmati suatu premi, mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskan dari kerugian yang akan diderita karena suatu kejadian yang tidak pasti.
Pihak penanggung atau penjamin adalah perusahaan asuransi. Jadi, dalam satu asuransi terdapat perjanjian antara kedua belah pihak dimana pihak yang dijamin diwajibkan membayar uag premi dalam masa tertentu, lalu pihak yang dijamin akan membayar kerugian jika terjadi sesuatu pada diri si terjamin.
Setelah memperhatikan beberapa defini diatas, baik dari segi bahasa maupun istilah dan penjelasannya, maka dapat disimpulkan bahwa dalam suatu perjanjian asuransi minimal terlibat dua pihak. Pihak pertama sanggup akan menanggung atau menjamin bahwa pihak lain mendapatkan penggantian dai suatu kerugian yang mungkin akan diderita, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadinya atau belum dapat ditentukan saat akan terjadinya. Sebagai imbalan dalam pertanggungan inilah pihak yang ditanggung diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menanggung. Dari uang yang telah dibayarkan pihak tertanggung ini akan tetap menjadi milik pihak yang menanggung, apabila kemudian ternyata peristiwa yang dimaksud tidak terjadi. Definisi atau pengertian asuransi yang telah disbeutkan diatas, adalah merupakan pengertian Asuransi Konvensional.  Sedangkan pengertian asuransi berdasarkan Syari’ah adalah sebagai berikut.
Asuransi Syari’ah adalah usaha kerjasama saling melindungi dan tolong menolong, diantara sejumlah orang dalam menghadapi sejumlah resiko melalui perjanjian yang sesuai dengan syari’ah. Dari defenisi tersebut nampak bahwa asuransi syari’ah bersifat saling melindungi dan tolong menolong disebut Ta’awun , yaitu prinsip hidup saling melindungi dan tolong menolong atas dasar Ukhuwah Islamiyah antara anggota peserta asuransi syari’ah dalam menghadapi malapetaka (resiko).oleh sebab itu, premi pada asuransi syari’ah adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan, biaya, dan tabarru. Dana tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi syari’ah dan akan mendapat alokasi bagi hasil (al-Mudharabah) dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabungan serta alokasi bagi hasil akan dikembalikan / diserahkan kepada para peserta apabila peserta yang bersangkutan mengajukan klaim, baik klaim berupa tunai, maupun klaim manfaat asuransi, sedangkan tabarru adalah derma / dana kebajikan yang diberikan oleh para peserta asuransi yang sewaktu-waktu akan digunakan untuk membayar manfaat asuransi syari’ah bagi peserta yang dana tabungannya belum mencukupi atau lebih kecil dari manfaat asuransi yang semestinya diterima. Manfaat asuransi syari’ah adalah jumlah dana yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang polis (pihak yang mengadakan perjanjian dengan perusahaan).
Dari beberapa pengertian dan penjelasan yang telah dipaparkan, tampak bahwa pada asuransi syari’ah dan asuransi konvensional terdapat berbagai perbedaan sebagai berikut :
1.      Kepemilikan dana
Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) pada asuransi Syari’ah merupakan milik peserta, dan perusahaan hanya memegang amanah. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul pada nasabah (premi) menjadi milik perusahaan. Perusahaan bebas untuk menentukan investasinya.
2.      Investasi Dana
Pada asuransi Syari’ah , investasi dana berdasar Syari’ah dengan sistem bagi hasil (mudharabah). Pada asuransi konvensional, investasi dan berdasarkan bunga.
3.      Akad
Pada asuransi syari’ah, akadnya atas dasar tolong-menolong. Pada asuransi konvensional, akadnya adalah akad konvensional (tijary).
4.      Pembayaran klaim
Pada asuransi syari’ah, pembayaran klaim diambil dari rekening tabarru (dana sosial) seluruh peserta, yang sejak awal sudah diikhlaskan oleh peserta untuk keperluan tolong menolong bila terjadi musibah. Pada asuransi konvensional pembayaran klaim diambil dari rekening dana perusahaan.
5.      Keuntungan
Pada asuransi syari’ah keuntungan dibagi antara perusahaan dengan peserta (sesuai prinsip bagi hasil / mudharabah ). Pada asuransi konvensional, keuntungan seluruhnya milik perusahaan.
6.      Dewan pengawas Syari’ah (DPS)
Pada asuransi syari’ah, ada dewan pengawas syari’ah (DPS) yang berfungsi mengawasi manajemen, produk, dan investasi dana. Sedangkan pada asuransi konvensional tidak ada ewan Pengawas Syari’ah.

B.     Hukum Asuransi
Dari penjelasan yang sudah dipaparkan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum Asuransi Syari’ah hukumnya mubah, sama seperti Bank Syari’ah.sementara Asuransi yang bersifat Konvensional sangat jelas sekali keharamannya. Karena asuransi tersebut berbdea dengan asuransi syari’ah. Dalam asuransi yang bersifat konvensional ini sifatny adalah tukar menukar antar premi yang dibayar oleh tertanggung dengan jumlah yang dijanjikan untuk dibayar oleh penanggung akibat suatu peristiwa yang menimpa sitertanggung dan suatu waktu bisa terjadi perbedaan yang amat mencolok antara premi yang dibayar dengan jumlah yang harus dibayar sipenanggung.
Asy-Syaikh Abu Zahra beliau berpendapat bahwa asuransi konvensional (Tijary) ini hukumnya haram karena kontrak tersbeut, adalah berupa perjanjian  tukar-menukar yang mengandung gharar (untung-untungan / ketidak pastian), dimana pihak tertanggung tidak dapat memastikan berapa jumlah premi yang harus dibayar dan masing-masing tidak dapat memastikan terjadi atau tidaknya atau kapan terjadinya. Ketidak pastian / gharar seperti ini terjadi dalam suatu perjanjian tukar-menukar, sebagaimana yang disebutkan dalam Hadits yag diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, Tirmidzi, al-Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan al-Daramy dari Abu Hurairah sebagai berikut :
ننهى رسول الله صلعم عن بيع الحصاة وعن بيع الغرر ( رواه كتب الستة )
Artinya : “ Rasulullah saw melarang jual beli hashah (lempar kerikil) dan jual beli gharar“.
Abu Zahrah menggolongkan asuransi tijary ini kedalam kelompok akad yang terlarang karena sifatnya merupakan untung-untungan, sehingga merupakan judi (al-Qimar) yang haram hukumnya. Dalam asuransi tijary ini juga, tampak jelas sifat tidak adilnya, karena dana (premi) yang terkumpul dari nasabah menjadi milik perusahaan dan perusahaan bebas menentukan investasinya, tanpa memperhatikan halal dan haram dalam usaha tersebut dan keuntungan seluruhnya menjadi milik perusahaan. Sedangkan bagi nasabah sebagai pembayar premi, bila tidak terjadi klaim maka ia tidak mendapatkan sesuatu dari dana / premi tersebut.
Adapun Ulama’ yang berpendapat bahwa asuransi konvensional termasuk segala macam bentuknya dan cara operasi hukumnya haram, antara lain asy-Syaikh Wahbah az-zuhaily, asy-Syaikh Yusuf al-Qardhawy, asy-Syaikh Sayyid Sabiq, asy-Syaikh Abdullah al-Qalqili dan asy-Syaikh Bakhit al-Muthi’i. Asuransi diharamkan karena beberapa alasan, yakni :
1.      Asuransi mengandung unsur perjudian yang dilarang dalam Islam, sebagaimana firman Allah Ta’ala Q.S al-Baqarah 219 dan al-Maidah 90.
2.      Asuransi mengandung ketidak pastian.
3.      Asuransi mengandung unsur riba yang dilarang dalam Islam, sebagaimana firman Allah Ta’ala Q.S al-Baqarah 278.
4.      Asuransi mengandung unsur eksploitasi yang bersifat menekan.
5.      Asuransi termasuk jual beli atau tukar menukar mata uang yang tidak secara tunai (Akad Sharf), dan
6.      Asuransi obyek bisnisnya digangtungkan pada hidup dan matinya seseorang, yang berarti mendahului takdir Allah.

By : Abdullah al-Qurthubi az-Zuhaily / Sumitra Nurjaya al-Jawiy

Rujukan :
-         Asy-Syaikh Manna’ Khali al-Qaththan, Tarikh al-Tasyri’ al-Ismali, Beirut, Dar al-Fikr, h. 58-63.
-         Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, h. 54.
-         Jubran Mas’ud, al-Ra’id Mu’jam Lughawy ‘Ashry, Beirut, Dar al-Islami li al-Malayin, h.30.
-         Siti Soemantri Hartono, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Peraturan Kepailitan, Seksi Hukum UGM, Yogyakarta,h. 83.
-         Hasil Rapat Pleno Dewan Syari’ah Nasional (MUI) pada hari senini, Tanggal 15 Muharram 1422 H/9 April 2001 M di Jakarta.
-         Asy-Syaikh Muhamamd Abd Mu’in al-Jammal, Mansu’atu al-Iqtshadi al-Islamy al-Qahirah, Dar al-Kitab al-Mishry,h. 359.
-         Asy-Syaikh Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqhu al-Islamy wa ‘Adillatuhu, Beirut, Dar al-Fikr, h. 442-445.